MALANG, KOMPAS.com - Debut Javier Roca sebagai pelatih baru Arema FC tidak berjalan mulus. Arema FC takluk di tangan Persib Bandung pada pekan ke-9 Liga 1 2022-2023.
Laga Arema FC vs Persib di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Minggu (11/9/2022) sore, berakhir dengan skor 1-2 buat kemenangan tim tamu.
Berdasarkan statistik pertandingan, sebenarnya permainan Arema FC justru lebih dominan dari tim tamu. Mereka mencatat persentase penguasaan bola sebesar 57%, berbanding 43% milik Persib.
Dedik Setiawan dkk juga unggul agresivitas, dengan catatan melepas delapan tendangan, dua di antaranya mengarah ke gawang.
Namun, Persib unggul efektivitas dengan catatan enam tendangan dengan empat di antaranya tepat sasaran.
Baca juga: Arema FC Vs Persib, Luis Milla Beberkan Alasan Turunkan Beckham Putra
Javier Roca mengungkapkan permainan timnya sudah cukup baik, hanya saja menemui rintangan pada aspek mental dan fisik.
"Yang (perlu dibenahi) pertama mental, yang kedua fisik," ujar Javier Roca, sang pelatih Arema FC asal Chile.
"Karena secara permainan saya pikir kami tadi lumayan bisa menguasai bola. Di babak pertama saya hitung mereka lewat setengah lapangan tiga atau empat kali, di babak kedua sudah enam kali," ujar Javier Roca menambahkan.
Masalah fisik ini ditengarai merupakan "warisan" dari pola latihan pelatih Arema FC sebelumnya, Eduardo Almedia.
Javier Roca menyebutkan kondisi fisik pemain tidak merata. Ada pemain yang terlalu sering bermain sampai terbebani fisiknya.
Ada pula pemain yang minim menit main, sehingga kondisi fisiknya kurang siap saat tampil.
Baca juga: Dua Gol dalam 2 Laga, Dedik Drogba Fokus Buru Kemenangan Arema FC
Javier Roca kini berupaya menerapkan gaya permainan baru yang bisa menghemat tenaga pemain. Namun, transisi gaya ini kurang berjalan lancar karena Roca hanya punya waktu tiga hari saja mempersiapkan tim.
"Transisi selama ini kan di Arema yang kita lihat lebih kepada long ball. Sekarang saya suruh pemain lebih bersabar saja," tutur pelatih berusia 45 tahun itu.
"Karena kondisi bermain long ball dan mengejar bola itu kan membutuhkan tenaga ekstra lagi. Sekarang mereka masih di level di mana tenaga itu masih berkurang, mereka butuh latihan yang lebih variatif," katanya lagi.
Masalah fisik ini disebutnya tidak hanya disebabkan karena akumulasi kelelahan serta jadwal kompetisi yang padat, namun juga metode latihan era pelatih sebelumnya yang dirasa terlalu berat.