Dirinya juga pernah sekali dipanggil ke timnas U12 Inggris saat memperkuat Southampton.
Potter mendapatkan pekerjaan pertamanya sebagai pelatih saat menukangi klub Liga Swedia Ostersund pada 2010.
Ia berhasil membawa Ostersund dari kasta keempat Swedia hingga divisi utama. Dirinya juga memenangi Piala Swedia 2017 dan mencapai babak knockout Liga Europa.
Tim Ostersund ia dipuji karena memainkan sepak bola possession yang atraktif dan mampu bersaing walau tak memiliki banyak dana.
Potter juga membawa Ostersund sampai ke babak 16 besar Liga Europa 2017-2018 sebelum langkahnya dihentikan oleh Arsenal dengan kekalahan 2-4 secara agregat.
Kendati demikian, pasukan Potter berhasil menang 2-1 pada laga leg kedua di Stadion Emirates.
Pasukan Potter menjadi tim kedua yang dapat menang di Emirates dalam 28 pertandingan terakhir sebelum itu.
Walau menjalani start fantastis bersama Brighton musim ini, catatan Potter bersama The Seagulls tidak selalu mentereng.
Dirinya bahkan lebih banyak menderita kekalahan (48) ketimbang kemenangan (43) dari 134 pertandingan menukangi kubu pantai selatan Inggris tersebut.
Terlebih lagi, pasukan Brighton beberapa kali menorehkan rentetan laga buruk. Hal ini diungkapkan oleh pengamat sepak bola Kieran Maguire yang seorang fans Brighton.
Pada 2019-2020, Brighton hanya menang 5 dari 19 laga kandang. Mereka juga pernah hanya menang sekali dari 11 laga.
Pada 2020-2021, Potter hanya menang empat dari 19 laga kandang termasuk mencatatkan 1 kemenangan dari 16 dan 0 kemenangan dari 10 laga.
Musim lalu, Brighton sempat hanya memenangi 3 laga dari 25 pertandingan.
Secara formasi bermain, Potter kerap menggunakan variasi sistem dengan kadang menurunkan sistem tiga bek dan pada kesempatan lain menggunakan empat bek.
Statistik Premier League mencatat, Potter memakai 13 formasi berbeda sepanjang musim 2021-2022 dengan formasi utamanya adalah 3-5-2.
Potter memastikan agar para pemainnya bisa beradaptasi dengan baik dalam formasi apapun yang digunakan, tergantung alwan dan situasi pertandingan.
Hal ini tentu saja membuat manajer lawan selalu menebak-nebak apa yang akan dilakukan oleh sang pelatih.
Belum lagi, timnya senang membangun serangan dari belakang untuk memancing lawan dari posisi mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.