KOMPAS.com - Cristiano Ronaldo adalah pemain yang dianugerahi kemampuan tendangan bebas mematikan. Banyak koleksi gol CR7 lahir lewat free kick.
Rahasia keampuhan sepakan bebas Ronaldo terletak pada tekniknya. Ronaldo fasih menggunakan knuckle shot, yang membuat bola bergerak tidak beraturan.
Namun, Cristiano Ronaldo bukanlah penemu teknik tendangan knuckle ini. Teknik ini pertama kali digunakan oleh Waldyr Pereira atau yang akrab disapa Didi.
Didi merupakan pemain timnas Brasil era 50-an. Kala itu, Didi memang dikenal sebagai eksekutor tendangan bebas ulung.
Penemuan teknik knuckle shot Didi berawal dari cedera. Didi pernah menerima cedera pergelangan kaki dalam sebuah laga melawan Amerika Serikat, yang membuatnya harus menepi setelah itu.
Baca juga: Semarak Piala Dunia 2022: KNVB Akan Gelar Festival Oranje di Indonesia
Selama masa pemulihan, Didi masih merasakan sakit saat menendang bola sampai akhirnya dia menemukan cara lain.
“Saya cedera pergelangan kaki melawan Amerika. Saya mengistirahatkannya, saya mengobatinya, saya melakukan fisioterapi tetapi saya tidak bisa menendang bola tanpa merasakan sakit yang signifikan," kata Didi, dikutip dari laman resmi FIFA, Senin (5/9/2022).
“Kemudian suatu hari, bermain-main, saya menendang bola secara tidak normal, dengan tiga jari kaki, dan saya tidak merasakan sakit apa pun," tutur Didi.
"Saya mulai menendang bola dengan tiga jari kaki dan saya perhatikan bahwa setelah bola bergerak sedikit, tiba-tiba bola itu berubah arah," imbuhnya.
Teknik tendangan Didi disebut dengan folha seca dalam bahasa Portugis. Jika diterjemahkan ke bahasa Indonesia berarti "dauh kering".
Baca juga: Jadwal Timnas Portugal di Piala Dunia 2022, Harapan Terakhir Ronaldo
Bola efek sepakan Didi memang seperti daun kering yang melayang di udara, kemudian jatuh tidak beraturan.
“Itu jauh dari sempurna sebagai tendangan bebas, tetapi saya menyadari bahwa jika saya bisa menyempurnakannya, akan sangat sulit bagi penjaga gawang untuk menghentikannya," tutur Didi.
"Jadi saya mulai bekerja sangat keras menghabiskan waktu berjam-jam setiap pagi dan sore sampai saya melakukannya dengan benar," imbuhnya.
Scored the only goal #OnThisDay in 1957 as ???????? pipped ???????? to a #WorldCup place ??
Persuaded Vicente Feola, after a 0-0 draw with ????????????????????????????, to promote Garrincha & Pele to his starting XI ??
Netted a wonder goal ???????????? ??
Named Sweden 1958's best player ??
Didi was something else ???? pic.twitter.com/cAJ4dQw3sl
— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) April 21, 2020
Setelah disempurnakan, knuckle shot Didi memakan korban pada 1957. Kala itu, Brasil bertemu Peru di Kualifikasi Piala Dunia 158.
Tim Samba menang dengan skor tipis 1-0. Satu-satunya gol timnas Brasil dicetak oleh Didi via tendangan bebas.
Baca juga: Panduan Penonton Piala Dunia 2022, 6 Hal Terlarang di Qatar
“Pada tahun 1957 kami bermain melawan Peru di kualifikasi Piala Dunia. Kami harus menang. Saya mencetak satu-satunya gol dengan teknik daun kering," ucap Didi.
"Jika saya tidak mengalami cedera saat melawan Amerika, siapa yang tahu apa yang akan terjadi?” imbuh Didi.
Folha seca kemudian dibawa ke Eropa oleh pemain-pemain Brasil, seperti Juninho Pernambucano, Ronaldinho, dan David Luiz.
Teknik tersebut juga pernah dipakai oleh pemai-pemain top, di antaranya Didier Drogba, Andrea Pirlo, Gareth Bale, dan Hakan Calhanoglu.
Didi lahir di Rio de Janeiro, 8 Oktober 1928. Dia pernah hampir kehilangan kaki kirinya pada usia14 tahun karena cedera.
Baca juga: 3 Sosok Juara Piala Dunia sebagai Pemain dan Pelatih
Kaki Didi mengalami infeksi dan terancam diamputasi setelah bertengkar dengan teman-temannya. Namun, setelah enam bulan duduk di kursi roda, Didi akhirnya pulih.
Semasa menjalani karier sebagai pesepak bola, Didi dikenal sebagai gelandang elegan hingga mendapat julukan Principe Etiope (Pangeran Ethiopia).
Di level klub, Didi banyak menghabiskan kariernya di kompetisi Amerika Selatan. Fluminense dan Botafogo adalah dua klub Brasil yang pernah diperkuatnya. Didi juga pernah berseragam klub Peru Sporting Cristal.
Selain itu, Didi tercatat pernah membela klub raksasa Spanyol Real Madrid. Namun, kariernya di Madrid tak berlangsung lama.
Didi datang ke Real Madrid pada 1959 dan hengkang satu musim setelahnya.
Di level internasional, Didi mulai membela timnas Brasil sejak 1952 saat usainya masih 23 tahun.
Enam tahun berselang, Didi mengantarkan Selecao juara Piala Dunia 1958 dengan mengalahkan tuan rumah Swedia 5-2 di partai final.
???????? Didi was voted player of the tournament as Brazil won their first #WorldCup and helped them defend their title ????
???? On the 20th anniversary of his passing, we remember one of the best midfielders ever and a forefather of the knuckleball free-kick ??https://t.co/jhCDso38kJ pic.twitter.com/XTE00mrKhX
— FIFA World Cup (@FIFAWorldCup) May 12, 2021
Baca juga: Bedah Kekuatan Grup E Piala Dunia 2022: Ujian Spanyol dan Jerman di Grup Neraka
Didi memenangi Piala Dunia keduanya bersama Brasil pada 1962 saat kompetisi dilangsungkan di Chile. Pada partai puncak, Didi dkk menang 3-1 atas Ceko.
Secara keseluruhan, Didi sudah tampil 68 kali bersama timnas Brasil di tingkat internasional dengan mencetak 20 gol.
Didi gantung sepatu pada 1967 dan wafat pada 12 Mei 2001 di kota kelahirannya, Rio de Janeiro.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.