"Tidak mudah untuk mencetak gol pada tahun 1958. Kondisi bola, durasi perjalanan untuk pertandingan, sampai staf ruang ganti yang masih amatir membuat semuanya jauh lebih rumit dari sepak bola hari ini," kata Fontaine dikutip dari The Guardian.
"Saya juga memakai sepatu pemain lain pada Piala Dunia 1958. Pencetak gol terhebat Piala Dunia terakhir, Ronaldo Nazario, bermain melawan China dan Kosta Rika (Piala Dunia 2002)," ujar Fontaine.
"Terlepas dari hal itu, wasit sepak bola sekarang sangat melindungi striker. Berbeda dari zaman saya," ucap Fontaine.
"Jadi, izinkan saya mengulangi pernyataan ini: 13 gol adalah jumlah yang sangat besar. Saya tidak tahu sampai kapan rekor saya akan bertahan karena saya bukan peramal," tutur Fontaine.
"Namun, saya pikir tidak akan ada pemain yang bisa mengalahkan rekor saya!," ujar Fontaine menambahkan.
Sama seperti banyak legenda timnas Perancis, Fontaine juga tidak lahir di Perancis.
Fontaine lahir dari seorang ibu berkebangsaan Spanyol di Kota Marrakech, Maroko.
Fontaine kemudian memulai karier sepak bolanya bersama salah satu tim Maroko, USM Casablanca.
Pada awal 1950-an, Fontaine hijrah ke Perancis untuk membela OGC Nice sampai akhirnya berlabuh ke Stade Reims.
Karier sepak bola Fontaine tidak terlalu lama. Fontaine terpaksa gantung sepatu alias pensiun pada 1962 ketika masih berusia 28 tahun.
Baca juga: Piala Dunia 2022, Aguero Ancam Bunuh Otamendi jika Lukai Messi
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.