KOMPAS.com - Amarah dan rasa frustrasi Kylian Mbappe jelas terlihat kala dirinya membela PSG melawan Montpellier pada pekan kedua Liga Perancis 2022-2023.
Kylian Mbappe muncul sebagai salah satu pencetak gol dalam laga pekan kedua Ligue 1 alias Liga Perancis 2022-2023 antara PSG vs Montpellier di Stadion Parc des Princes, Minggu (14/8/2022) dini hari WIB.
Partai PSG vs Montpellier berakhir dengan skor 5-2 buat kemenangan tim tuan rumah asal Paris.
Paris Saint-Germain (PSG) menang 5-2 berkat aksi bunuh diri Falaye Sacko (39’) serta gol-gol Neymar (43’ pen., 50’), Kylian Mbappe (69’), dan Renato Sanches (88’).
Sepasang gol balasan tim tamu lahir dari kontribusi Wahbi Khazri (58’) dan Theo Sainte-Luce (90+2’).
Baca juga: Tensi Tinggi di PSG: Ketika Mbappe Senggol Messi Lalu Terlibat Penaltygate dengan Neymar
Walau PSG sekali lagi sukses memproduksi performa impresif, fakta itu bak tenggelam oleh berita seputar ledakan amarah Kylian Mbappe.
Kylian Mbappe sangat jelas menampakkan rasa marah dan raut frustrasi dalam laga PSG vs Montpellier.
Wajah frustrasi Mbappe terlihat betul kala dirinya gagal mengeksekusi penalti pada menit ke-23. Ekspresi yang wajar bagi seorang penyerang haus gol sepertinya.
Namun, aksi Mbappe menghentikan lari kala rekan setimnya Vitinha memilih mengoper ke Lionel Messi dalam sebuah skema serangan PSG, menjadi pertanyaan publik.
Pada babak pertama duel kontra Montpellier, saat Vitinha menginisiasi serangan PSG, Mbappe tampak segera kehilangan selera bertanding.
Sebabnya, Vitinha memilih mengoper bola menuju ke kanan, ke kaki Lionel Messi.
Baca juga: Bola Dioper ke Messi, Kylian Mbappe Frustrasi dan Berhenti Lari
Ekspresi kecewa Mbappe terekam kamera. Ia terlihat emosi dengan keputusan Vitinha, sehingga kemudian memilih berhenti berlari!
Tak cuma itu, Mbappe juga terlibat diskusi tegang dengan Neymar soal jatah mengambil penalti pada periode akhir babak pertama.
Mbappe yang gagal jadi eksekutor sepakan 12 pas pada menit ke-23, tampak ngotot untuk maju lagi sebagai algojo.
Kylian Mbappe really had the audacity to ask Neymar to give him the second penalty after he he missed his first one ????
— LSPN FC (@LSPNFC_) August 14, 2022
pic.twitter.com/DxFML8jxqf
Pemain kelahiran Bondy, pinggiran Kota Paris, itu berupaya mengambil bola yang berada di tangan Neymar. Pada akhirnya, Neymar maju sebagai eksekutor dan sukses menunaikan tugas pada menit ke-43.
Pertanyaan soal siapa yang paling berhak jadi eksekutor penalti nomor satu PSG pun menyeruak usai laga versus Montpellier.
Situasi diperkeruh dengan tanda suka yang diberikan akun media sosial Neymar, kepada sejumlah unggahan fan yang menyudutkan kepantasan Mbappe menyandang status algojo nomor satu PSG.
Baca juga: Ruang Ganti PSG Panas, Mbappe Ingin Tendang Neymar dari Paris
RMC Sport mengabarkan PSG akan segera mempertemukan Mbappe, Neymar, serta pelatih Christophe Galtier dan Direktur Teknik, Luis Campos, dalam satu meja.
PSG tentu tak ingin problem ini di kemudian hari berkembang menjadi duri dalam daging yang merusak harmoni ruang ganti.
“Kylian adalah pemain yang selalu ingin bermain bagus. Saya pikir setelah gagal mengeksekusi penalti, dia sedikit kecewa, tapi itu normal,” kata gelandang PSG, Marco Verratti, seperti dikutip dari RMC Sport.
“Bagus kalau dia merasa marah, sebab itu artinya dia sangat peduli dengan tim ini. Dia ingin bermain baik, dia ingin membuat perbedaan,” tutur Verratti lagi.
Patut dicatat, laga melawan Montpellier adalah partisipasi pertama Mbappe di kalender musim 2022-2023.
Mbappe sebelumnya melewatkan partai Piala Super Perancis versus Nantes dan pekan perdana Ligue 1 2022-2023 kontra Clermont karena suspensi serta gangguan cedera.
Bahkan, menurut laporan L’Equipe dan RMC Sport, Mbappe sejatinya nyaris saja melewatkan laga versus Montpellier. Bukan karena gangguan cedera otot aduktor, tapi fokus Mbappe disebut terganggu oleh problem pribadi.
Tak diberitakan secara jelas apa masalah pribadi yang sedang mendera Mbappe. Namun, pada akhirnya Mbappe memaksakan diri untuk ambil bagian dalam duel melawan Montpellier.
Ketika ditanya perihal itu, pelatih PSG, Christophe Galtier, enggan memberikan jawaban. Menurutnya, ledakan amarah Mbappe murni karena urusan teknis di lapangan.
“Kylian bermain selama 45, 60, dan 30 menit pada pramusim. Laga terakhirnya tiga minggu lalu,” tutur Galtier dilansir dari Canal Plus.
“Ketika dia mencapai level 100 persen, dia akan lebih mampu membuat perbedaan. Mereka ini adalah pemain yang suka mencetak gol, senang menyerang.”
“Wajar baginya merasa kecewa karena sedikit tertinggal secara fisik dari rekan setimnya,” ucap Galtier.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.