Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Michel Platini dan Sepp Blatter Bebas dari Tuduhan Korupsi

Kompas.com - 08/07/2022, 17:00 WIB
Sem Bagaskara

Penulis

KOMPAS.com - Eks Presiden UEFA, Michel Platini, dan mantan Presiden FIFA, Sepp Blatter, resmi dibebaskan dari tuduhan korupsi.

Seperti dilansir dari Reuters, putusan itu diberikan oleh Pengadilan Swiss pada Jumat (8/7/2022).

Pengadilan Federal di Bellinzona, Swiss, menyatakan Sepp Blatter yang tercatat 17 tahun menduduki tampuk pimpinan tertinggi FIFA, bebas dari tuduhan suap.

Putusan serupa juga diberikan kepada eks Presiden UEFA sekaligus legenda timnas Perancis yang menjuarai Euro 1984, Michel Platini.

Sepp Blatter dan Michel Platini mendapatkan tuntutan dari jaksa selepas adanya sebuah transaksi senilai 2,06 juta franc Swiss (sekitar 31,1 miliar rupiah) pada 2011.

Waktu itu, Blatter yang masih menjabat Presiden FIFA, dituduh secara ilegal membayarkan besaran nominal tersebut kepada Michel Platini, pemegang tampuk pimpinan tertinggi UEFA.

Baca juga: Piala Dunia 2022: Teknologi Offside Semi Otomatis Tak Bunuh Sisi Manusia Sepak Bola

Ketika transaksi tersebut terjadi, Platini digadang-gadang akan menjadi suksesor Blatter sebagai Presiden FIFA.

Namun, skenario suksesi tampuk pimpinan FIFA dari Blatter ke Platini batal, seiring transaksi tadi yang mulai terungkap ke publik.

Pembelaan Blatter adalah, dia menyebut nominal uang yang dibayarkan ke Platini hanyalah uang jasa untuk sang kolega.

Patut diketahui, Platini memang bekerja sebagai penasihat teknik Blatter pada rentang 1998 sampai 2002 dengan gaji tahunan sebesar 300 ribu franc Swiss.

Gaji 300 ribu franc Swiss itu disebut hanyalah bagian dari jumlah riil pendapatan yang mesti diterima Platini. FIFA tidak bisa membayar penuh kepada Platini kala itu lantaran persoalan finansial.

Blatter kemudian menyebut sisa gaji Platini sebesar satu juta euro per tahun akan dibayarkan kemudian hari.

Baca juga: Michel Platini Dibebaskan Usai Diperiksa soal Suap Piala Dunia 2022

Namun, transaksi Blatter dan Platini itu juga menimbulkan kecurigaan. Blatter dituduh melakukan suap untuk mendapatkan pengaruh dari Platini, Presiden UEFA kala itu.

Ketika Blatter menyetujui transaksi ke Platini, ia memang diketahui tengah bersaing untuk kursi Presiden FIFA dengan Mohammed bin Hammam (Qatar).

Blatter diduga ingin “membeli” pengaruh dan suara Platini yang membawahi UEFA, untuk memenangi proses voting pemilihan Presiden FIFA.

Investigasi besar-besaran lantas dilakukan pada 2015 untuk menyelidiki transaksi Blatter dan Platini.

Kejadian itu memicu Blatter untuk mundur dari posisinya sebagai Presiden FIFA. Blatter dan Platini sempat dihukum larangan berkecimpung dalam dunia sepak bola selama 8 tahun gara-gara transaksi tadi.

Platini pernah bilang bahwa kasus tersebut sengaja diapungkan sebagai upaya menggagalkan laju dirinya terpilih sebagai Presiden FIFA pada 2015.

Posisi Presiden FIFA kini diemban oleh pria asal Italia, Gianni Infantino. Eks tangan kanan Platini itu memenangi proses pemilihan pada 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Qatar Vs Jepang 2-4, Samurai Biru Butuh 101 Menit Singkirkan 10 Pemain Qatar

Hasil Qatar Vs Jepang 2-4, Samurai Biru Butuh 101 Menit Singkirkan 10 Pemain Qatar

Internasional
Susunan Pemain Korea Selatan Vs Indonesia, 2 Perubahan di Skuad Garuda Muda

Susunan Pemain Korea Selatan Vs Indonesia, 2 Perubahan di Skuad Garuda Muda

Timnas Indonesia
Indonesia Mendapatkan Dukungan untuk Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20 2027

Indonesia Mendapatkan Dukungan untuk Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U20 2027

Liga Indonesia
Timnas Cricket Putri Indonesia Menang atas Mongolia, Emban Tekad Mulia

Timnas Cricket Putri Indonesia Menang atas Mongolia, Emban Tekad Mulia

Olahraga
Link Live Streaming Korea Selatan Vs Indonesia 8 Besar Piala Asia U23, Kickoff 00.30 WIB

Link Live Streaming Korea Selatan Vs Indonesia 8 Besar Piala Asia U23, Kickoff 00.30 WIB

Timnas Indonesia
Lima Kali Antarkan Indonesia Cetak Sejarah, Tuah Stadion Abdullah Bin Khalifa Dinantikan Saat Laga Melawan Korsel

Lima Kali Antarkan Indonesia Cetak Sejarah, Tuah Stadion Abdullah Bin Khalifa Dinantikan Saat Laga Melawan Korsel

Timnas Indonesia
Hasil dan Klasemen Liga 1: Persib-Arema Menang, Dewa Seri, Borneo Tetap di Puncak

Hasil dan Klasemen Liga 1: Persib-Arema Menang, Dewa Seri, Borneo Tetap di Puncak

Liga Indonesia
Janji Arthur Irawan kepada Persik Setelah Putuskan Gantung Sepatu

Janji Arthur Irawan kepada Persik Setelah Putuskan Gantung Sepatu

Liga Indonesia
Hasil PSM Vs Arema 2-3: Dapat 2 Penalti, Singo Edan Menang

Hasil PSM Vs Arema 2-3: Dapat 2 Penalti, Singo Edan Menang

Liga Indonesia
Jelang Thomas & Uber Cup 2024 Gelar Latihan Perdana, Pengembalian Kondisi dan Adaptasi Jadi Fokus Utama

Jelang Thomas & Uber Cup 2024 Gelar Latihan Perdana, Pengembalian Kondisi dan Adaptasi Jadi Fokus Utama

Badminton
Hasil Persib vs Borneo FC 2-1: Sengatan Ciro dan David Da Silva Menangkan Maung

Hasil Persib vs Borneo FC 2-1: Sengatan Ciro dan David Da Silva Menangkan Maung

Liga Indonesia
Sinergi Indonesia dan UEA Mengembangkan Pencak Silat agar Mendunia

Sinergi Indonesia dan UEA Mengembangkan Pencak Silat agar Mendunia

Olahraga
Indonesia akan Tampil di Kejuaraan Atletik Asia U20 di Dubai

Indonesia akan Tampil di Kejuaraan Atletik Asia U20 di Dubai

Sports
Atlet Selancar Rio Waida Bidik Medali Olimpiade Paris 2024

Atlet Selancar Rio Waida Bidik Medali Olimpiade Paris 2024

Sports
Tim Thomas dan Uber Latihan Perdana, Shuttlecock Jadi Kendala

Tim Thomas dan Uber Latihan Perdana, Shuttlecock Jadi Kendala

Badminton
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com