Logika sederhana adalah dengan membludaknya penonton memberi dukungan kepada klub, pihak sponsor yang sedang mencari media promosi, akan melihat bahwa klub memiliki basis pendukung yang besar dan kuat. Jika pasar yang dituju sesuai, minimal memperoleh eksposur yang luas, sponsor akan membanjiri klub.
Klub sepak bola mau tidak mau berupaya membangun terus basis suporter agar makin meluas. Tidak menutup kemungkinan untuk bekerja sama dengan klub lain, misalnya dalam hal mendatangkan penonton ke stadion. Atau menyelenggarakan acara yang menjangkau suporter yang tidak sempat hadir di stadion, agar relasi dengan klub tetap terjaga.
Dalam kondisi pandemi di mana kompetisi Liga 1 belum dapat dihadiri penonton, kesinambungan bisnis klub menjadi riskan. Berita gembiranya, musim depan penonton boleh kembali hadir di stadion. Namun memaksimalkan pendapatan lain di luar tiket mau tak mau menjadi pilihan terbaik.
Sebagai industri, sepak bola Indonesia selalu menyimpan harapan. Kontribusi yang makin besar bagi perekonomian dan tentu saja mengukir prestasi besar yang sekian lama dirindukan tetapi belum datang juga. Klub-klub yang berkiprah di dalam kompetisi mestinya menjadi cikal-bakal lahirnya pemain-pemain hebat yang berkontribusi pada pembentukan tim nasional yang solid dan tangguh.
Kiprah klub sepak bola tak semata berorientasi profit. Jutaan pecinta sepak bola Indonesia selalu berharap prestasi itu akan menjadi nyata. Mari nantikan bersama kiprah mereka mengarungi liga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.