KOMPAS.com - Gaya permainan Arema FC di bawah pelatih Eduardo Almeida terus mendulang sorotan dan kritik.
Sebagian suporter menilai permainan Arema FC monoton dan minim taktik, sekalipun Singo Edan berhasil lolos ke perempat final atau 8 besar Piala Presiden 2022.
Suporter yang rindu permainan atraktif khas Singo Edan pun menjadikan isu ini sebagai alasan untuk mendesak sang juru taktik asal Portugal mundur.
Namun, Eduardo Almeida bergeming dengan beragaam kritik yang dilontarkan. Ia menegaskan bahwa fokus utamanya dalam pertandingan adalah raihan kemenangan.
Adapun soal bermain cantik dan atraktif bersifat relatif, tergantung kepada sudut pandang yang digunakan.
“Tapi kami akan tetap fokus dengan tim kami dan meningkatkan kualitas, menjadi lebih baik di pertandingan berikutnya. Lalu, tentunya untuk memenangkan pertandingan siapa pun lawannya,” tutur Eduardo Almedia yang memegang lisensi UEFA Pro.
Baca juga: Piala Presiden 2022, Eduardo Almeida Menjawab Kritik dengan Tiga Poin
Bahkan, ia tidak menganggap bermain cantik sebagai kebutuhan untuk memenangkan pertandingan.
Ia tidak ingin merepotkan diri dengan mempercantik permainan tim, jika ada cara yang lebih efisien untuk mengamankan kemenangan.
“Saya tidak tahu apa itu sepak bola atraktif. Yang saya tahu adalah bermain bagus, tim menguasai pertandingan. Tim membuat banyak peluang,” tutur Eduardo Almeida.
“Jika kita melakukannya dengan banyak umpan, lalu kita melakukan salah umpan, lalu akhirnya kebobolan. Jadi, bagi saya adalah mencoba bermain untuk menang dan mencari solusi terbaik untuk itu,” katanya mengakhiri.
Pola pikir dari Eduardo Almeida ini mirip-mirip gaya kompatriotnya sesama Portugal, Jose Mourinho.
Keduanya adalah pelatih yang sama-sama menganut gaya permainan pragmatis.
Artinya, kedua pelatih fokus memaksimalkan sumber daya yang tim miliki untuk memenangkan pertandingan dengan cara seefektif dan seefisien mungkin.
Jose Mourinho juga mendapatkan banyak kritik saat menerapkan sepak bola pragmatis yang salah satunya dikenal orang dalam wujud strategi parkir bus.
Baca juga: Kunci Keberhasilan Arema FC Juara Grup dan Lolos ke Babak 8 besar Piala Presiden 2022
Gaya permainan itu disebut mematikan keindahan sepak bola.
Namun, Mourinho tidak peduli dengan kritik tersebut dan konsisten dengan keyakinannya sampai mengantarkan Chelsea menjuarai Premier League untuk ketiga kalinya di musim 2014-2015.
Dalam bincang-bincang di satu kanal televisi olahraga Internasional Bein Sport pada 2019 Jose Mourinho memberikan pembelaan mengenai gaya sepak bolanya.
“Untuk menjadi juara, ketika Anda bukan tim terbaik di negara ini, Anda harus lebih berstrategi daripada berfilosofi,” ujarnya.
Cara pandang The Special One, julukan Jose Mourinho, cukup tercermin dalam pekerjaan Eduardo Almeida bersama Arema FC.
Pada Liga 1 2021-2022 lalu ia nyaris mengantarkan Arema FC menjadi juara dan sempat mencatat rekor 23 laga tanpa kekalahan.
Padahal, musim lalu kedalaman pemain Arema FC dinilai tidak sebagus tim-tim bertabur bintang seperti Persib Bandung, Bali United, dan Bhayangkara FC.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.