Dia menuturkan bahwa risiko itu sangat mungkin terjadi walau jumlah penonton telah dibatasi dan sekalipun ajangnya merupakan pramusim.
"Saya enggak tahu jumlah SDM yang mereka kerahkan, tapi kalau titelnya itu Persib, Persebaya, atau eks perserikatan, itu kan pasti hype-nya luar biasa," ucap Anton.
"Mereka kan sudah mengetahui hal itu jauh-jauh hari. Kalau mereka tidak mengantisipasi dengan SDM yang cukup, menurut saya panpel yang harus bertanggung jawab karena sebetulnya ini sudah bisa diduga kalau yang mainnya Persib, Persija, Persebaya, itu pasti yang datang puluhan ribu orang."
Baca juga: Kronologi Bobotoh Persib Meninggal Dunia Menurut Penuturan Keluarga
"Kalau mereka tidak mengantisipasi itu, saya menuding ini ada kesalahan yang sangat serius dari panitia pelaksana."
"Walaupun ini turnamen pramusim, kalau yang main tim-tim eks perserikatan masa mereka enggak hafal sih. Itu kan cukup bodoh kalau tidak antisipasi. Ini yang harus dipertanggungjawabkan karena urusannya sudah nyawa," tandasnya.
Terakhir, Anton kembali menegaskan bahwa pihak suporter tidak bisa sepenuhnya disalahkan.
"Ini sebetulnya yang harus lebih dewasa adalah panpelnya. Saya sih tetap menunjuk panpel dari biang semua ini," kata Anton.
"Karena menurut saya, kalau kita menyalahkan suporter, kita tahu sendiri butuh hiburan, apalagi klub idola. Mereka pasti datang, tidak punya tiket pun mereka akan gambling," tuturnya.
Baca juga: 7 Kegaduhan Persebaya Vs Persib, dari Identitas Palsu hingga Dua Bobotoh Meninggal
"Jadi, kita tidak bisa menangani itu dengan hanya imbauan, tetap harus ada imbauan secara fisik, pengaturan tiket, area steril, ada pagar yang kuat, dan orang-orang yang mengatur," ucapnya.
"Kalau itu tidak dilakukan, ya pasti ada korban lagi," tutur Anton.
Komite Disiplin PSSI tengah melakukan investigasi terkait peristiwa meninggalnya dua suporter Persib.
Jika saat melakukan investigasi ditemukan kesalahan dari panpel, PSSI pasti akan memberikan hukuman tegas atas insiden meninggalnya dua orang bobotoh Persib.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.