Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Barcelona Mati, ke Ruang ICU, lalu Siap Melesat seperti Formula 1

Kompas.com - 17/06/2022, 16:40 WIB
Sem Bagaskara

Penulis

KOMPAS.com - Presiden Barcelona, Joan Laporta, pernah menyebut Barcelona sudah mati saat dirinya kembali memimpin tim. Namun, di bawah komandonya, Barcelona disebut telah pindah ke ruang ICU, lalu kini siap melesat bak mobil Formula 1.

Dalam rapat luar biasa Kamis (16/6/2022), Joan Laporta menuturkan bahwa Barcelona siap melaju cepat layaknya mobil Formula 1.

Barcelona pimpinan Joan Laporta mengaku siap bersaing dengan klub elite Eropa yang disokong dana kekayaan negara, ambil contoh PSG dan Man City, serta tim-tim yang dimiliki oleh miliuner.

“Kami ingin Barcelona yang bisa bersaing langsung dengan klub yang didanai negara atau tim-tim yang dimiliki miliuner,” tutur Laporta seperti dilansir dari The Athletic.

“Kami ingin bersaing dengan kekuatan citra kami dan kekuatan para anggota. Kami tak mau terhambat oleh mereka yang menghalangi jalan kami,” ucap Laporta lagi.

Baca juga: Profil Pablo Torre, Rekrutan Barcelona dari Klub Divisi 2 Liga Spanyol

Dalam rapat luar biasa Barcelona, Joan Laporta memastikan persetujuan dari para anggota terkait pengaktifan dua mekanisme finansial klub.

Melalui dua mekanisme finansial tersebut, Barcelona diperkirakan bisa mendapatkan dana segar senilai 600 juta euro (sekitar 9,3 triliun rupiah).

Anggota delegasi klub yang merepresentasikan fan menyetujui aktivasi pelepasan saham minoritas Barca Licensing & Merchandising (BLM) senilai 49,95 persen.

BLM merupakan perusahaan milik FC Barcelona yang mengurus perihal lisensi dan memorabilia seputar klub.

Rapat luar biasa juga memutuskan pelepasan 25 persen hak siar Barcelona kepada calon investor.

Usai memastikan aktivasi dua mekanisme finansial itu, Barcelona percaya diri menatap masa depan.

“Kami telah menyalakan mesin mobil F1, namun itu belum bisa melaju,” kata Joan Laporta soal situasi yang mesti dihadapinya pada periode awal dirinya kembali memimpin Barcelona sejak Maret 2021 silam.

Pada masa-masa awal kepemimpinannya, fokus Laporta adalah untuk merestrukturisasi utang, meningkatkan pemasukan, serta mengurangi beban gaji.

Baca juga: Klausul Pelepasan Bintang Muda Barcelona Gavi Berubah Menjadi 1,53 Triliun

Upaya Barcelona mengurangi beban gaji berujung kepada perpisahan menyedihkan dengan sang legenda hidup, Lionel Messi, pada Agustus 2021.

“Kami berada dalam situasi yang pelik ketika datang. Kami melalui tiga pekan tanpa bisa membayar apa yang seharusnya kami bayarkan. Kreditor ingin 200 juta euro yang tak dipunyai Barcelona. Kami tak bisa membayar gaji. Kami mati,” ujar Laporta seperti dikutip dari Diario Sport sepekan silam.

“Kami merestrukturisasi utang, mengendalikan tagihan, sedikit mengurangi beban gaji, tapi belum cukup, dan menemukan pendapatan baru dan sponsor. Kami beranjak dari kematian ke ICU (Intensive Care Unit),” ujar Laporta lagi.

Aktivasi dua mekanisme finansial tadi dipercaya Laporta membawa Barcelona dalam kondisi yang jauh lebih baik. Ia mengibaratkan Barcelona sekarang seperti mobil F1 yang siap kembali tampil kompetitif.

“Mobil F1 sekarang bisa meninggalkan pit dan kembali ke barisan depan untuk bersaing dan menjadi juara lagi,” ujar Laporta dalam rapat luar biasa Barcelona.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Liga Inggris
Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Liga Spanyol
Saat Legenda Timnas Indonesia 'Angkat Topi' untuk Ernando Ari...

Saat Legenda Timnas Indonesia "Angkat Topi" untuk Ernando Ari...

Timnas Indonesia
Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati 'Sang Dewi'

Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati "Sang Dewi"

Liga Lain
Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Timnas Indonesia
Rapuhnya Pertahanan Arema FC...

Rapuhnya Pertahanan Arema FC...

Liga Indonesia
Persib Vs Persebaya, Bek Maung Waspada meski Bajul Ijo Tanpa Top Skor

Persib Vs Persebaya, Bek Maung Waspada meski Bajul Ijo Tanpa Top Skor

Liga Indonesia
Pesan STY yang Picu Hasil Bersejarah Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Pesan STY yang Picu Hasil Bersejarah Timnas Indonesia di Piala Asia U23

Timnas Indonesia
Xabi Alonso Ucap 'Roma, Roma, Roma', De Rossi Cium Aroma Balas Dendam

Xabi Alonso Ucap "Roma, Roma, Roma", De Rossi Cium Aroma Balas Dendam

Liga Lain
Timnas Indonesia Bekuk Australia, Asa ke Olimpiade 2024 Terjaga

Timnas Indonesia Bekuk Australia, Asa ke Olimpiade 2024 Terjaga

Timnas Indonesia
Milan Dilibas 10 Pemain Roma, Langsung 'Disidang' Ultras di Olimpico

Milan Dilibas 10 Pemain Roma, Langsung "Disidang" Ultras di Olimpico

Liga Lain
Persib Vs Persebaya, Saat Bojan Hodak Rasakan Tekanan Berbeda...

Persib Vs Persebaya, Saat Bojan Hodak Rasakan Tekanan Berbeda...

Liga Indonesia
5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

5 Fakta Menarik Indonesia Bekuk Australia, Mental dan Ernando Pembeda

Timnas Indonesia
Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Cara Bertahan Timnas U23 Indonesia yang Perpanjang Kebuntuan Australia

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Indonesia Vs Australia: Komang Teguh Ubah Ketegangan Jadi Kelegaan

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com