KOMPAS.com - Pertandingan babak penyisihan Grup D Piala Presiden antara Persik Kediri melawan yang dilaksanakan di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Rabu (16/6/2022) malam diwarnai dengan penalti kontroversial pada menit akhir.
Wasit Ginanjar Rachman Latief memberikan penalti kepada Arema FC pada menit ke-89.
Ia menilai ada dorongan yang dilakukan Agil Munawar sehingga Irsyad Maulana terjatuh di dalam kotak penalti.
Sementara dalam tayangan ulang terlihat insiden terjadi di luar kotak penalti namun tubuh Irsyad jatuh di dalam kotak penalti.
Irsyad Maulana pun mengambil sendiri hadiah penalti dan sukses mengkonversikannya menjadi gol kemenangan Arema FC atas Persik Kediri dengan skor 1-0.
Baca juga: Piala Presiden 2022, Pelatih Arema Pantang Cari Kambing Hitam
Usai pertandingan pelatih Persik Kediri, Javier Roca enggan mengomentari kontroversi yang dibuat wasit.
Ia justru ‘memaklumi’ dengan keputusan yang dibuat wasit dengan sindiran satir atas kualitas yang memprihatinkan.
“Ya kembali lagi, saya suka sekali lagi dengan kata ‘Sumber Daya Manusia’. Saya selalu berusaha berfikir positif kepada orang, kalau memang dia mengira itu penalti, yo wes (ya sudah),” ujar pelatih asal Chile.
“Kita mau ngomong apa juga tidak akan mengubah hasil pertandingan. Biarkan sajalah mereka bekerja semampu mereka,“ imbuhnya.
Javier Roca tidak mau terlibat perdebatan apakan Irsyad Maulana dijatuhkan di luar atau di dalam kotak penalti.
Berdasarkan pengamatannya pemain bernomor punggung 88 lebih dulu dalam posisi offside sebelum insiden tersebut terjadi. Namun wasit tidak mengambil keputusan apa-apa.
“Kalau saya melihat sepertinya itu offside, kalau jatuh di dalam atau di luar kotak penalti saya tidak melihat,” terangnya.
“Penalti akan selalu menjadi kontroversi tidak ada yang terima dengan sebuah penalti. Tidak ada yang akan bisa menerima, apalagi untuk tim yang kalah. Tapi paling tidak saya menilai itu kesalahan kita, bukan kesalahan siapa-siapa,” pungkas pelatih berusia 44 tahun.