Jangan lupakan pula fleksibiltas taktik yang ditunjukkan Ancelotti kala mengantar Chelsea juara Liga Inggris 2009-2010 dengan mencetak 103 gol!
Mengawali musim dengan formasi berlian 4-3-1-2, Ancelotti lantas beralih dari pakem 4-3-2-1, 4-3-3, lalu kemudian 4-2-3-1. Ancelotti meminta bek sayap Chelsea untuk tak terlalu terpaku pada posisi.
“Itu tidak terlalu terstruktur seperti tim Jose Mourinho, namun dia mengeluarkan yang terbaik dari pemain. Kami punya banyak kebebasan di posisi bek sayap dan saling mengkover,” kata Frank Lampard, pelatih Everton, yang jadi gelandang andalan Ancelotti di tim juara Chelsea 2009-2010.
Final Liga Champions 2021-2022 Liverpool vs Real Madrid menjadi bukti kesekian bahwa Ancelotti adalah seorang master dalam mempersiapkan laga besar.
Ancelotti secara jeli memerintahkan personel Real Madrid untuk bertahan sangat dalam. Maksud Ancelotti dengan strategi itu adalah dirinya ingin mengeliminasi ruang di belakang pertahanan timnya.
Baca juga: Final Liga Champions: Ancelotti Ngumpet Saat Kick-off Liverpool Vs Real Madrid Ditunda
Ancelotti khawatir jika menerapkan garis pertahanan tinggi, Liverpool yang punya deretan penyerang cepat akan bisa memaksimalkan ruang di antara garis pertahanan dan Thibaut Courtois sebagai penjaga gawang.
“Menengok ke belakang, orang bilang PSG tak beruntung, Chelsea tak beruntung, Man City tak beruntung. Ini praktis satu-satunya laga yang menurut orang, kami kurang lebih berada di level yang sama,” kata Ancelotti seperti dilansir Football Italia dari Sky Sport Italia.
Karakter Liverpool sebagai monster pressing diakui Ancelotti membuat dirinya lebih mudah dalam mempersiapkan timnya.
“Saya rasa itu membantu bahwa Liverpool lebih mudah untuk dipecahkan dari yang lain, sebab mereka punya identitas jelas dan kami bisa bersiap seperti yang kami kerjakan.”
“Kami tahu strategi apa yang mesti diterapkan, jangan memberikan mereka ruang di belakang pertahanan untuk dieksploitasi.”
“Mungkin sepak bola kami tidak terlalu cantik malam ini dilihat dari aspek estetik. Namun, membangun serangan dari belakang untuk mengundang pressing mereka bukanlah ide bagus.”
"Kami melepas beberapa bola panjang, ketika pressing mereka di tengah wilayah permainan kami berkurang. Kami lebih banyak mengontrol bola, terutama di babak kedua," ujar Ancelotti.
Baca juga: Daftar Juara Liga Champions: Real Madrid Sang Raja, Liverpool Gagal Samai AC Milan
Pilihan taktik Ancelotti dalam laga kontra Liverpool mendapatkan kredit dari eks mentornya di AC Milan, Fabio Capello.
“Ancelotti mempersiapkan segalanya dengan sempurna. Anda bisa melihat begitu banyak perhatian terhadap detail taktik. Casemiro kunci dalam laga ini. Setiap kali Liverpool menuju kotak penalti, dia adalah orang yang menyapu dan menyetop mereka,” ujar Capello.
Pelatih Liverpool, Juergen Klopp pun menyorot efektivitas strategi Ancelotti di final Liga Champions.