KOMPAS.com - Final Liga Champions 28 Mei nanti melawan Liverpool punya makna tersendiri buat pelatih Real Madrid, Carlo Ancelotti. Setelah Istanbul selalu ada Athena.
Peracik taktik Real Madrid, Carlo Ancelotti mencatat rekor dengan keberhasilan mengantar anak asuhnya ke final Liga Champions 2021-2022. Ia adalah pelatih yang paling sering mengantar tim mencapai final Liga Champions.
Laga Liverpool vs Real Madrid dalam final Liga Champions 2021-2022 di Stade de France, Perancis, Minggu (29/5/2022) dini hari WIB, menjadi keterlibatan kelima Ancelotti sebagai pelatih di partai puncak.
Sebelumnya, Ancelotti menembus final Liga Champions edisi 2003 (bersama AC Milan, 2005 (AC Milan), 2007 (AC Milan), serta 2014 (Real Madrid).
Dalam empat partisipasi final itu, Ancelotti sukses mengangkat trofi juara Liga Champions dalam tiga kesempatan, yakni 2003, 2007, dan 2014.
Artinya, pelatih yang akrab disapa Carletto itu hanya gagal sekali, persisnya pada 2005.
Baca juga: Real Madrid ke Final Liga Champions: Ancelotti di Antara Histori dan Hoki yang Tak Terjadi 3 Kali
Patut dicatat, Liverpool merupakan pemberi penderitaan bagi Ancelotti pada final Liga Champions 2005 yang mentas di Stadion Olimpiade Ataturk, Istanbul.
Milan asuhan Ancelotti kalah secara tragis 2-3 via adu penalti dari Liverpool usai berbagi skor imbang 3-3 dalam duel selama 120 menit.
Padahal, Milan asuhan Ancelotti menutup babak pertama dengan keunggulan 3-0! Kemenangan Liverpool pada final Liga Champions 2005 disebut-sebut sebagai salah satu comeback alias kebangkitan paling epik dalam sejarah sepak bola.
Tapi, di lain sisi, bagi Milan dan Ancelotti, Istanbul adalah tragedi. Perih kekalahan itu sulit dilupakan dan begitu membekas bagi Ancelotti.
Ancelotti yang akrab disapa Carletto lantas memendam obesi untuk membalas dendam kepada Liverpool. Sampai-sampai, ia menjadi pendukung Liverpool!
Baca juga: Final Liga Champions, Mo Salah Dituding Remehkan Real Madrid lewat Kata-katanya
Harapan Ancelotti untuk kembali bersua Liverpool di final Liga Champions terwujud pada edisi 2007. Partai puncak kala itu dipentaskan di Athena, Yunani.
“Semuanya berjalan sesuai rencana, rencana yang terbangun oleh takdir, bukan saya.”
“Saya bertanya-tanya, mengikuti berita, mengikuti perkembangan mereka (Liverpool). Viva The Reds,” ujar Ancelotti dalam buku biografi “Carlo Ancelotti: The Beautiful Game of an Ordinary Genius”.
Sembari berupaya mengantar AC Milan mencapai hasil terbaik, Ancelotti mengikuti betul kiprah Liverpool di Liga Champions 2016-2017 dan terus mendukung mereka agar sampai ke final.
Pada hari di mana Liverpool memainkan partai semifinal kontra Chelsea, Ancelotti dan anak asuhnya di Milan bahkan menggelar nonton bareng guna memberikan dukungan kepada The Reds.
“Malam itu, pusat kebugaran kami, untuk sementara, tak lagi ada, diganti dengan tempat duduk.”
“Kop di Anfield berpindah ke Carnago, di provinsi Varese, hati dan jiwa Rossoneri. Pesta terjadi di sini, di tempat pertemuan kami, dengan para fan yang ‘haus darah’ berjongkok di depan televisi.”
Baca juga: Final Liga Champions: Berapa Hadiah Uang bagi Sang Juara?
“You’ll Never Walk Alone, Liverpool. Di sanalah kami, Milanisti terbungkus dengan syal merah,” tutur Ancelotti mengisahkan kebahagiaan dirinya dan anak asuh melihat Liverpool menyingkirkan Chelsea.
Momen revans yang dinantikan Ancelotti terwujud di Athena, Yunani, 23 Mei 2007.
Carletto mengantar Milan menang 2-1 atas Liverpool di final Liga Champions 2007 via dwigol Filippo Inzaghi.
Sejak itu, munculah pepatah bijak ikonik di kalangan fan AC Milan, untuk menegaskan bahwa selalu ada harapan di tengah keterpurukan terdalam.
“Setelah Istanbul, selalu ada Athena.”
Pepatah itu juga dipakai akun media sosial resmi AC Milan untuk menyebar pesan semangat pada periode awal pandemi Covid-19 melanda dunia.
Kata-kata bijak tersebut jelas akan mengiringi langkah Ancelotti memimpin Real Madrid menantang Liverpool di final Liga Champions 2022.
Ancelotti tahu bahwa Real Madrid pernah kalah 0-1 di final Liga Champions 1981 dari Liverpool. Final kala itu dipentaskan di Parc des Princes, Paris, Perancis.
“Itu bisa menjadi revans juga bagi kami,” kata Ancelotti jelang duel final Liga Champions 2022 versus Liverpool di Stade de France, Saint-Denis, Perancis.
Ancelotti tentu ingin mengulang kisah revansnya bersama Milan dan mungkin memunculkan pepatah baru di kalangan fan Madrid “Setelah Paris, selalu ada Saint-Denis”.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.