Jepang sudah pernah merebut medali perunggu Olimpiade Meksiko 1968, tapi tim nasional Jepang masih kesulitan berprestasi di level internasional.
Beberapa kali mereka gagal menembus putaran final Piala Asia serta kerap kalah dari Indonesia ataupun Malaysia di Turnamen Merdeka Games di Malaysia.
Mereka berbenah. Studi banding ke beberapa negara lain untuk meningkatkan kualitas sepak bola Jepang, termasuk ‘belajar’ ke Indonesia.
Nama Ricky Yacob, striker tim nasional Indonesia era 1980-an dan beberapa bintang lain didatangkan untuk bermain di Japan Soccer League (JSL) dan membantu perkembangan sepak bola di sana. J-League pun konon diadopsi dari kompetisi sepak bola Indonesia (Galatama).
Jepang melihat bahwa model kompetisi Galatama yang hampir seluruhnya melibatkan perusahaan-perusahaan besar merupakan sistem yang baik untuk sepak bola.
Model ini terus mereka pertahankan hingga sekarang meski ada beberapa variasi peraturan yang ditambahkan.
Salah satunya adalah pembinaan usia muda. Dana sponsor perusahaan yang masuk harus digunakan klub untuk pengembangan akademi dan tim junior.
Salah satu yang fenomenal di Jepang adalah kompetisi sepak bola antar SMA yang rutin digelar setiap tahun.
Taisei Marukawa, legiun asing asal Jepang yang merumput di kompetisi Liga 1 Indonesia merupakan salah satu jebolan kompetisi antar SMA di negeri sakura itu.
Belgia pernah mengalami periode keterpurukan prestasi sepak bola negaranya. Di era 2000-an pascapensiunnya Enzo Scifo, Belgia tak punya lagi pemain kelas dunia dan prestasi tim nasionalnya terus melorot.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.