"Doa orang tua itu paling mujarab di atas segalanya, lalu ada pelatih yang saya anggap orang tua juga di sini. Saya percaya doa mereka melindungi dan memberi energi positif," kata Odekta lagi.
"Sepanjang rute juga saya senyum meski ada kram. Saya ingin memberikan dampak positif itu juga kepada masyarakat jadi di balik kesuksesan itu ada pengorbanan dan doa-doa orang yang disayang.”
Sementara itu, pelari jarak jauh putra Agus Prayogo dipaksa puas dengan medali perak. Ia finis kedua di nomor maraton putra dengan catatan waktu 2 jam 25 menit 38 detik atau terpaut 30 detik di belakang tuan rumah Hoang Nguyen Thanh.
Hasil ini membuat Agus gagal mempertahankan torehan medali emas di SEA Games 2019. Namun, ia mengaku tak terlalu kecewa.
"Pagi ini dari start sebenarnya semua sudah bagus banget. Dari persiapan kemudian cuaca dan rute enak banget," kata Agus. "Finis dengan catatan waktu dua jam 25 menit itu berarti lebih bagus satu menit dari waktu saat saya dapat emas di SEA Games 2019 Manila. Saya bersyukur catatan waktu saya bagus, tapi tuan rumah lebih siap.”
Tim Indonesia yang dipimpin Chef de Mission (CdM) untuk SEA Games Vietnam Ferry Kono berkekuatan 499 atlet serta 214 official yang berpartisipasi di 32 cabor.
Tim Indonesia ini juga mendapat dukungan dari official patners, seperti Wall’s dan Li-Ning, serta official media patner Merah Putih Media.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.