KOMPAS.com - Liga Indonesia pernah dimeriahkan dengan sederet pemain-pemain asal Chile, pada akhir 1990-an sampai 2000-an.
Banyak pemain dari negara Amerika Latin tersebut memeriahkan sepak bola Indonesia.
Beberapa di antara mereka sampai menjadi legenda yang punya tempat tersendiri di hati penikmat sepak bola Indonesia.
Sebut saja nama-nama beken macam Sergio Vargas, Luis Dubran, Juan Rubio, Partricio Jimenez, Leonardo Gutierrez, Alejandro Tobar, Rodrigo Araya, Jaime Rojas, Julio Lopez, Oscar Aravena, Christian Carrasco, Alfredo Figueroa, Javier Roca, sampai Partricio Morales.
Kini, keberadaan pemain asal Chile di Liga Indonesia sangat langka.
Terakhir ada nama Jonathan Cantillana yang bermain untuk PSIS Semarang di Liga 1 2021-2022.
Baca juga: Javier Roca Bicara Budaya Media Sosial yang Kebablasan di Sepak Bola
Akan tetapi, pemain yang berposisi gelandang tengah itu pun bergabung dengan memanfaatkan paspor Palestina.
Menanggapi fenomena tersebut, mantan pemain Chile yang sekarang menjadi pelatih di Persik kediri, Javier Roca, memberikan penjelasan.
Ia mengungkapkan dulu pada tahun 2003-2004 sepak bola Chile mengalami krisis. Sehingga, banyak pemain Chile yang memutuskan untuk berkarir ke luar negeri.
Salah satu negara tujuan para kompatriotnya adalah ke Indonesia.
"Aku mengikuti waktu jaman tidak enak itu. Sampai 6 kali kami berhenti kompetisi karena gajinya tidak dibayar," tutur Javier Roca kepada Kompas.com.
"Masa pensiunan tidak ada karena krisis. Selama 2-3 tahun saya sudah di sini, saat kontrak habis dan mau balik terus dapat tim lagi disini," ungkap pelatih berusia 44 tahun tersebut.
Namun, semenjak sepak bola Chile mapan, para pemain sudah tidak lagi melirik Liga Indonesia.
Baca juga: Alasan Persik Jadikan Gading Marten Sebagai Presiden Klub
Salah satu faktornya Liga Indonesia yang dianggap masih berada di bawah level Liga Chile, sehingga para pemain lebih memilih mencari level kompetisi setara.
"Sekarang sudah sehat sekali sepak bola di sana. Anak-anak muda memilih main di Eropa atau Meksiko dan Amerika Selatan karena gajinya sudah besar," terangnya.
Sebagai pelatih, Javier Roca tentu punya kuasa untuk mendatangkan pemain-pemain Chile untuk memeriahkan sepak bola Indonesia.
Seperti halnya pelatih Arema FC Eduardo Almeida yang banyak mendatangkan pemain-pemain asal Portugal.
Namun, ia mengatakan cukup susah untuk menggaet rekan-rekan senegaranya seperti dulu. Selain karena tidak punya pengalaman di bidang keagenan, ia juga mengungkapkan minat pemain sana untuk ke Indonesia sangat kecil.
"Sebenarnya, passion saya tidak di sana (menjadi agen). Jadi, kalau saya bawa pemain Chile juga susah karena secara finansial mereka tidak mau. Tantangan lainnya adalah proses membawa mereka ke sini. Saya bukan agen," ujar mantan pemain Persebaya Surabaya.
"Sekarang pun kalau disuruh memilih pemain, saya serahkan pada manajemen. Mereka memberi pilihan dan akan saya pilih, jadi saya tidak berhubungan dengan agen juga," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.