Rivalitas Manchester City dan Liverpool Kurang "Kisah Pizza"

KOMPAS.com – Legenda Manchester United, Roy Keane, mengatakan bahwa rivalitas Manchester City dan Liverpool kurang diwarnai kisah pizza.

Liverpool dan Manchester City memang menjadi dua tim yang mempunyai persaingan ketat di kompetisi domestik maupun Eropa.

Terbaru, Liverpool sukses menundukkan Man City dengan skor tipis 3-2 dan memastikan satu tempat di final Piala FA atau FA Cup 2021-2022.

Baca juga: Kabar Transfer: Dortmund Bantah Erling Haaland Sepakat Pindah ke Man City

Liverpool memastikan kemenangan atas Manchester City berkat satu gol Ibrahima Konate pada menit ke-90 dan brace Sadio Mane (17’, 45’).

Sementara itu, dua gol balasan Manchester City yang masuk ke gawang Liverpool tercipta melalui Jack Grealish (47’) dan Bernardo Silva (90+1’).

Hasil tersebut merupakan yang pertama di musim ini pertandingan antara Man City dan Liverpool berhasil menemukan pemenang.

Sebelum ini, pertandingan antara Manchester City dan Liverpool selalu berakhir imbang dengan skor identik 2-2.

Baca juga: Jadwal Liga Inggris Tengah Pekan: Laga Tunda Liverpool Vs Man United

Adapun dua pertandingan tersebut terjadi di Liga Inggris, kompetisi tertinggi Premier League musim 2021-2022.

Berbicara Liga Inggris, Manchester City dan Liverpool juga mempunyai persaingan yang ketat di papan klasemen.

Manchester City saat ini menempati puncak klasemen seusai mengumpulkan 74 poin dari 31 pertandingan yang sudah dijalani.

Sementara itu, Liverpool berada tepat satu strip di bawah Manchester City dengan raihan 73 poin dari jumlah pertandingan serupa.

Baca juga: Liverpool Vs Man United: Bruno Fernandes Bisa Main, 5 Pilar Setan Merah Absen

Jika melihat kondisi papan klasemen, Manchester City dan Liverpool hanya mempunyai selisih satu angka di klasemen Liga Inggris.

Selain itu, Manchester City dan Liverpool juga menjadi dua wakil Inggris yang tersisa di semifinal Liga Champions musim 2021-2022.

Persaingan antara Man City dan Liverpool terlihat ketat di lintas ajang. Namun, itu tidak membuat keduanya lepas dari kekurangan.

Roy Keane mengatakan bahwa kedua kesebelasan kurang menunjukkan aroma “kekejian” saat bersaing.