JAKARTA, KOMPAS.com - BRI Liga 1 2021-2022 telah rampung digelar. Banyak cerita yang menarik yang tersimpan, salah satunya pengalaman dari tim broadcaster.
Selama menjalankan tugas di Bali, tim broadcaster mengakui banyak mendapatkan pelajaran berharga mengenai nilai-nilai kemanusiaan dan kehidupan ekonomi masyarakat setempat.
Mereka menjadi saksi bagaimana sepak bola mendapatkan tugas untuk membantu masyarakat Pulau Dewata bangkit dari titik terendah.
"Saya masuk Bali pada bulan Desember, saat itu liga masih bermain di Jawa Tengah. Saya tak menyangka kondisi jalan Kuta yang biasa ramai bisa sangat sepi. Pertama kali dalam hidup saya melihat Bali seperti itu," tutur Ahmat Nehru, Manager Productions tim broadcaster Liga 1 kepada Kompas.com.
Baca juga: Pesan Indra Sjafri kepada Pemain Muda Terbaik Liga 1 2021-2022 Marselino Ferdinan
"Saat itu saya diperintahkan untuk turun ke Bali, untuk cek semuanya untuk, melihat kekurangan-kekurangan yang dibutuhkan saat penyiaran nantinya," katanya menambahkan.
Dari hasil pengecekan venue, Ahmat Nehru menyimpulkan bahwa Bali tidak memungkinkan untuk melakukan siaran BRI Liga 1 2021-2022. Alasannya, dari sekian stadion-stadion yang disiapkan, hanya Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar yang menurutnya layak.
Namun, setelah berdiskusi dengan pihak-pihak terkait, bahwa ada misi yang sedang diusung dalam penyelenggaraan Liga 1 tersebut.
Baca juga: Kala Pemain Asing BRI Liga 1 2021-2022 Picu Kebangkitan Restoran Barbeku Bali...
Tim broadcaster pimpinan Ahmat Nehru berusaha keras mencari cara supaya penyiaran pertandingan Liga 1 seri 4 dan 5 di Bali bisa berjalan meskipun di tengah keterbatasan.
"Ketika pertama kali seri di Bali, mungkin penonton agak tidak nyaman khususnya di Kompyang (Sujana) dan di Ngurah Rai," tutur pria yang biasa disapa Nehru itu menjelaskan.
"Karena permintaan itu kami mengubah set kamera master. Gimana penonton itu nyaman dari segi penampilan," ucapnya.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.