KOMPAS.com - Pelatih Persebaya Surabaya Aji Santoso, mengutarakan pihaknya tidak kurang usaha dalam upaya mempertahankan Taisei Marukawa. Namun, Aji mengakui sulit mempertahankan pemain yang hatinya sudah ingin pindah.
Berulang kali, manajemen Persebaya Surabaya turun menemuinya dengan sodoran nominal kontrak besar, begitu pula tim pelatih yang mencoba menyakinkanya untuk bertahan.
Namun, upaya-upaya tersebut tak berbuah karena pemain berusia 25 tahun tersebut punya pilihannya sendiri.
Aji Santoso pun mengutarakan top skor Persebaya Surabaya di Liga 1 2021-2022 dengan 17 gol idari 32 penampilan tu pergi karena ingin mencari tantangan baru.
Tim tidak mempersalahkan alasan kepergian pemain asal Jepang tersebut. Ia mengatakan manajemen menghormati sepenuhnya keputusan pemain yang memang sudah tidak satu visi.
Baca juga: Alasan Taisei Marukawa Terima Pinangan PSIS dan Tinggalkan Persebaya
Ia berharap Taisei Marukawa bisa mencari apa yang dicari bersama klub barunya.
“Jadi kepergian Marukawa tidak perlu disesali berlebihan. Memang orang banyak yang senang dengan Marukawa, tapi kalau sudah pergi (mau bagaimana lagi),” kata pelatih berlisensi AFC Pro tersebut.
“Yang jelas dia mengatakan kepada saya, dia ingin mencari tantangan baru. Mungkin dia berpikir (sudah) sukses di Persebaya pada tahun pertama di Indonesia (sehingga) akan mencoba tantangan baru.”
“Kita lihat nanti, apakah Marukawa bisa sukses atau tidak jika bukan di Persebaya. Apakah dia bisa main sebagus di Persebaya? Apakah dia bisa mencetak 17 gol? Kita lihat nanti,” imbuh Aji Santoso.
Baca juga: Kronologi Kepergian Taisei Marukawa dari Persebaya ke PSIS
Satu hal pasti, Aji Santoso menegaskan tidak ada yang harus disalahkan dengan kepergian Marukawa, semua itu terjadi karena pilihan sang pemain.
“Agennya sendiri menjadikan prioritas bagi Marukawa untuk tetap stay di Persebaya. Namun, kalau pemainnya punya pikiran berbeda ya tidak mungkin,” terang pelatih terbaik Liga 1 2021-2022 itu.
“Saya juga tidak mau, Taisei punya keinginan mencari tantangan baru dengan pindah dari Persebaya. Tidak mungkin saya paksa dia untuk bertahan," lanjutnya.
"Akhirnya, dia di sini sudah tidak ada hati buat apa. Jadi, sepak bola itu juga masalah hati,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.