Boaz Solossa kemudian bergabung secara permanen ke Borneo FC dan dikontrak hingga 2023.
Sayangnya, keputusan melepas seolah menjadi salah satu ironi bagi Mutiara Hitam. Sebab, kepergian sang striker begitu terasa.
Hal itu terlihat dari betapa sulitnya Mutiara Hitam mencetak gol khususnya pada awal-pertengahan musim 2021-2022 yang pada akhirnya menjadi salah satu faktor Mutiara Hitam harus turun kasta.
Boaz sendiri dapat diklaim sebagai striker terbaik sepanjang sejarah Persipura.
Baca juga: Widodo Cahyono Putro Sebut Persipura Bisa Cepat Kembali ke Liga 1
Striker berkaki kidal itu berhasil menjadi top skor Liga Indonesia sebanyak tiga kali pada musim 2008-2009 (28 gol), 2010-2011 (22 gol), 2013 (25 gol).
Performa impresif Boaz membuatnya masuk dalam deretan elite top skor sepanjang masa Liga Indonesia.
Pemain kelahiran Sorong itu pun berkontribusi atas empat gelar juara Persipura di Liga Indonesia (2005, 2008-2009, 2010-2011, 2013).
Selain itu, dia pernah membawa Mutiara Hitam juara Indonesia Soccer Championship (2016), Community Shield (2009), dan mencapai semifinal AFC Cup 2014.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.