KOMPAS.com - Pemilik Chelsea, Roman Abramovich, resmi disanksi oleh Pemerintah Inggris pada Kamis (10/3/2022).
Dilansir dari Sky Sports, seluruh aset Roman Abramovich kini telah dibekukan. Chelsea pun merasakan dampak dari pencekalan ini.
Abramovich juga dilarang melakukan transaksi dengan individu dan menjalankan bisnis di Inggris Raya.
Selain itu, taipan asal Rusia terssebut mendapatkan hukuman larangan perjalanan dan sanksi transportasi.
Sanksi ini dijatuhkan sepekan setelah Abramovich memperjelas situasi bahwa dirinya akan menjual Chelsea.
Abramovich tak menjelaskan secara rinci alasan dia menjual The Blues tetapi banyak pengamat mengatakan bahwa ini adalah cara agar The Blues tak terseret ke pencekalan yang bakal menimpa Abramovich.
Baca juga: Tuchel Kritik Fans Chelsea karena Nyanyikan Nama Abramovich saat Momen Penghormatan untuk Ukraina
Selain itu, Abramovich sebenarnya berniat menghapus utang Chelsea dan semua keuntungan dari penjualan klub akan digunakan untuk membantu korban perang di Ukraina.
Abramovich sendiri merupakan salah satu nama oligarki Rusia yang disebut punya hubungan erat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Kendati demikian, Pemerintah Inggris Raya tetap tegas memberikan hukuman kepadanya yang juga memengaruhi Chelsea.
"Tidak ada tempat berlindung yang aman bagi mereka yang telah mendukung serangan kejam Putin di Ukraina," kata Perdana Menteri Inggris Raya, Boris Johnson.
Baca juga: Ambisi Taipan Turki Ini demi Memiliki Chelsea
"Sanksi hari ini adalah langkah terbaru dalam dukungan tak tergoyahkan Inggris untuk rakyat Ukraina," tuturnya.
"Kami akan kejam dalam mengejar mereka yang terlibat pembunuhan warga sipil, penghancuran rumah sakit, dan pendudukan ilegal sekutu yang berdaulat," tegasnya.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Liz Truss, juga menegaskan bahwa Inggris tak mentolerir pihak-pihak yang punya hubungan erat dengan Vladimir Putin.
"Sanksi hari ini menunjukkan sekali lagi bahwa oligarki dan kleptokrat tidak memiliki tempat dalam ekonomi atau masyarakat kami. Hubungan dekat dengan Putin, berarti mereka terlibat dalam agresinya," ucap Liz Truss.
Baca juga: Ada Anggapan Roman Abramovich Sudah Diperlakukan Tidak Adil Usai Jual Chelsea
"Darah rakyat Ukraina ada di tangan mereka. Mereka harus menundukkan kepala karena malu," ungkapnya.
"Dukungan kami untuk Ukraina tidak akan goyah. Kami tidak akan berhenti dalam misi ini untuk meningkatkan tekanan pada rezim Putin dan menghentikan dana untuk mesin perang brutalnya," tandasnya.
Dengan dijatuhkan sanksi ini, Abramovich pun menjadi tidak bisa menjual Chelsea.
Menurut laportan The Athletic, para staf dan pemain Chelsea akan terus dibayar, tetapi Abramovich tidak bisa menghasilkan keuntungan finansial lagi dengan cara apa pun dari klub.
Artinya, The Blues akan dilarang menjual tiket pertandingan baru. Namun, pemegang tiket musiman tetap diizinkan menghadiri laga di Stamford Bridge.
Under 'Russia Regulations' license to operate, Chelsea can:
-pay players & staff
-pay outstanding transfer fees
-spend max £500k on staging games
-receive payments (albeit they will then be frozen)License runs to May 31, & govt can 'vary, revoke or suspend ... at any time'.
— Sam Wallace (@SamWallaceTel) March 10, 2022
The Blues juga merasakan dampak besar lain di antaranya, larangan penjualan merchandise dan penutupan toko resmi klub.
Selain itu, biaya logistik tandang Chelsea bakal dibatasi dan tidak dapat melebihi 20.000 pound alias Rp375 juta per pertandingan.
Menurut wartawan olahraga terkemuka Inggris, Sam Wallace, hukuman bagi Chelsea berupa lisensi beroperasi terbatas ini berlaku hingga 31 Mei.
Akan tetapi, Pemerintah Inggris dapat mengubah, mencabut, atau menangguhkannya kapan saja.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.