KOMPAS.com - Kekalahan Arema FC dalam Derbi Jatim melawan Persebaya Surabaya pada pekan ke-27 Liga 1 2021-2020 di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar, Rabu (23/2/2022) malam berbuntut panjang.
Setelah laga yang berakhir 1-0 untuk kemenangan Persebaya tersebut, terjadi beberapa insiden yang disebabkan ulah oknum suporter yang kecewa.
Baca juga: Kemenangan Atas Arema FC Buat Persebaya Pede Bicara Kans Juara
Ada beberapa insiden yang ramai jadi buah bibir di media sosial. Insiden pertama teror dini hari yang dilakukan segerombolan oknum ke Akademi Sepak Bola ASIFA milik pelatih Persebaya Surabaya, Aji Santoso pada Rabu (23/2/2022) dini hari.
Dalam video amatir, gerombolan suporter nampak melontarkan kata-kata kasar yang dialamatkan kepada Aji Santoso.
Teror massa kemudian berlanjut dengan pemasangan spanduk bernada hujatan serta aksi vandalisme ke sarana transportasi yang dimiliki ASIFA.
Insiden kedua terjadi penyerangan yang menyebabkan jatuhnya korban luka karena sabetan senjata tajam di daerah Lumajang.
Kejadian tersebut tersebar melalui akun fanbase kedua kelompok suporter dan mendapatkan reaksi keras.
Manajemen Arema FC mengutuk keras kejadian tidak terpuji yang dilakukan oknum tidak bertanggung jawab itu.
Tidak ada pembenaran dalam luapan kekecewaan yang bersifat destruktif, khususnya insiden penyerangan yang sudah masuk dalam ranah kriminalitas.
"Manajemen mengutuk keras insiden yang dilakukan oknum suporter. Secara terbuka kami juga sudah meminta maaf ke coach Aji Santoso dan siap bertanggungjawab," tegas Ali Rifki selaku Manajer Tim Arema FC, Kamis (24/2/2022) siang.
"Pembacokan yang mengakibatkan jatuhnya korban. Ini sudah murni kriminalitas dan bukan cerminan sikap sportivitas yang mestinya dimiliki suporter bola," imbuhnya.
Manajemen memahami kekecewaan yang dirasakan suporter. Apalagi kekalahan dari rival ini terjadi saat Arema FC sedang dalam jalur perebutan juara.
Namun manajemen tetap tidak bisa membenarkan aksi anarkis dengan mengatasnamakan loyalitas dan rivalitas.
“Kami memahami bahwa kekalahan dalam sepak bola pasti memicu kekecewaan, namun bagaimana kekecewaan itu dituangkan dan diaktualisasikan ke perilaku positif bukan negatif apalagi sampai destruktif,” ungkap media officer Arema FC, Sudarmaji.
Sudarmaji pun sangat menyayangkan kejadian semacam ini bisa terjadi. Menurutnya ada banyak cara yang lebih elegan untuk meluapkan kekecewaan.