KOMPAS.com - Wilayah Donetsk belakangan ini menjadi sorotan seiring memanasnya konflik Ukraina-Rusia.
Donetsk adalah satu dari dua wilayah di Ukraina Timur yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia sejak 2014. Satu wilayah lainnya bernama Luhansk.
Belum lama ini, kelompok separatis yang menguasai Donetsk dan Luhanks memproklamirkan kemerdekaannya dari Ukraina.
Tindakan itu mendapat respons beragam dari megara-negara di dunia. Negara-negara barat yang dimotori Amerika Serikat mengecam hal itu, tapi tidak demikian dengan Rusia dan beberapa sekutunya.
Baca juga: Trump Puji Langkah Putin Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk: Ini Jenius
Terlepas dari konflik yang terjadi, Donetsk merupakan nama yang cukup familiar di telinga penggemar sepak bola.
Kota utama di wilayah Donetsk dulunya adalah markas dari salah satu klub raksasa dan tim tersukses di Liga Primer Ukraina, Shakhtar Donetsk.
Dalam sejarah persepak bolaan Ukraina, pemegang 13 gelar juara Liga Primer Ukraina itu punya rivalitas yang kuat dengan tim Ibu Kota, Dynamo Kiev.
Sejak 2014, Shakhtar terpaksa jadi musafir karena kotanya dianggap tidak aman untuk aktivitas sepak bola. Akibatnya, Shakhtar terpaksa berkandang di beberapa kota lain di Ukraina.
Kendati jauh dari kampung halaman, prestasi Shakhtar masih stabil. Mereka masih mampu menjuarai Liga Premier Ukraina selama empat musim beruntun, tepatnya dari musim 2016-2017 sampai dengan 2019-2020.
Tiga musim pertama bahkan disertai dengan keberhasilan mengawinkan gelar liga dengan gelar Piala Ukraina.
Baca juga: Dilibas Shakhtar Donetsk, Bukti Real Madrid Rapuh Tanpa Sergio Ramos
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.