Menpora Zainudin Amali pun sepakat dengan pilihan pemain yang diajukan Shin Tae-yong untuk dinaturalisasi menjadi WNI.
Dia juga sejalan dengan Shin Tae-yong yang mengatakan bahwa tidak bisa sembarangan dalam menaturalisasi atlet.
"Pelatih Shin menyampaikan kepada saya bahwa dia tak mau sekadar menaturalisasi pemain, padahal kualitasnya tidak bagus," kata Menpora Amali.
"Jadi, mudah-mudahan pemain junior bisa terpacu dengan kehadiran pemain naturalisasi di tim nasional," ujar Menpora Amali.
Baca juga: Menpora Tekankan Beda Pemahaman Naturalisasi Dulu dan Sekarang
Menpora Amali juga menekankan perbedaan proses naturalisasi sekarang ini dengan yang telah terjadi di sepak bola Indonesia pada masa-masa sebelumnya.
"Saya tentu berhati-hati dalam melakukan naturalisasi ini karena saya pernah sampaikan, kami hanya akan melakukan naturalisasi kalau benar-benar terpaksa dan bukan untuk jangka pendek," ucap Menpora Amali.
"Yang kami inginkan adalah membangun sepak bola nasional sesuai dengan Inpres Nomor 3 tahun 2019 soal percepatan pembangunan sepak bola nasional. Kita Utamakan pembinaan," imbuhnya.
Menpora bersama jajaran tampak belajar dari kesalahan-kesalahan sebelumnya, ketika status WNI diberikan kepada para pemain asing yang sudah tidak muda lagi atau sudah lewat masa primanya untuk bermain bagi timnas.
Sebut saja Beto Goncalves, Bio Paulin, dan Otavio Dutra.
Sementara, pemain naturalisasi terakhir, Marc Klok, bahkan belum dapat bermain bagi timnas karena ia tidak bisa membuktikan punya garis keturunan Indonesia dari kakek-neneknya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.