Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sprint Mourinho dan Kepala Guardiola: Cara Stefano Pioli Membuat AC Milan Bermain seperti “Dewa”

Kompas.com - 08/02/2022, 05:00 WIB
Sem Bagaskara

Penulis

KOMPAS.com - Pelatih AC Milan, Stefano Pioli, pernah disebut punya kemiripan dengan Pep Guardiola. Pioli lantas disamakan dengan Jose Mourinho usai melakukan selebrasi sambil berlari sprint dalam derbi Milan.

Sepakan kaki kiri Olivier Giroud memastikan AC Milan bangkit dari ketinggalan dan menang 2-1 dalam laga Derby della Madonnina kontra Inter Milan, Minggu (6/2/2022) dini hari WIB.

Kebahagiaan juga pecah di area teknik AC Milan. Pelatih AC Milan, Stefano Pioli, secara spontan melakukan sprint menyisir pinggir lapangan untuk bergabung melakukan perayaan bersama Giroud dan anak asuhnya yang lain.

Apa yang dilakukan Stefano Pioli mirip dengan selebrasi khas Jose Mourinho yang kini melatih AS Roma.

Salah satu sprint Mourinho yang paling ikonik muncul saat Porto asuhannya menyingkirkan Man United pada 16 besar Liga Champions 2003-2004 di Old Trafford.

“Menyaksikan kembali rekamannya, saya memerlukan waktu lama untuk menghampiri para pemain!” kata Pioli sembari tertawa, mengomentari aksi sprintnya di laga derbi Milan.

Baca juga: Ketika Gattuso Muncul di Derbi Milan Dalam Diri Sandro Tonali...

“Hal yang penting adalah saya sampai ke sana! Saya adalah orang yang sangat emosional, saya merasakan segalanya bersama pemain, jadi sangat tepat berlari dan merayakannya dengan mereka.”

Sentuhan Personal Pioli

Aksi selebrasi Pioli tidak cukup dimaknai dengan sekadar lari sprint ala Mourinho. Sprint Pioli menunjukkan dirinya sebagai pribadi yang sangat menjunjung tinggi man management, mirip seperti Mourinho.

Patut dicatat, Mourinho sangat suka membangun relasi personal dengan anak asuhnya.

Pada 2008, begitu dipastikan menjabat sebagai pelatih Inter Milan, hal pertama yang dilakukan Mourinho adalah mengirim pesan singkat kepada pilar tim, salah satunya Zlatan Ibrahimovic.

Saat pertama kali bersua istri Ibrahimovic, Helena Seger, Mourinho langsung berpesan ‘Beri makan Zlatan, biarkan dia tidur nyenyak, buat dia selalu bahagia!’.

Semasa melatih Tottenham, Mourinho juga memberikan bingkisan Natal spesial buat Sergio Reguilon. Mourinho mengirim hidangan daging babi muda lantaran tahu Reguilon sendirian saat hari raya tiba dan jauh dari keluarga di Spanyol.

Baca juga: Cerita Mike Maignan Diusir Petugas Parkir San Siro Sebelum Tampil Heroik dalam Derbi Milan

“Hubungan dengan pemain dan pelatih sangat penting. Saya mencoba memiliki ikatan percaya ini untuk mendapatkan yang terbaik dari setiap pemain,” tutur Pioli seperti dikutip dari Football Italia.

Mundur agak jauh ke belakang, salah satu hal pertama yang dilakukan Pioli begitu dilantik jadi pelatih AC Milan pada Oktober 2019 adalah meminta anak asuhnya untuk selalu sarapan dan makan siang bersama di sentra latihan Milanello.

Tujuan Pioli tentu adalah membangun kerekatan antar pemain. Tak cuma itu, Pioli juga berinisiatif menempatkan meja besar di ruang makan Milanello.

Sang pelatih berusia 56 tahun itu menghendaki agar pemainnya tak terpisah dalam kelompok-kelompok kecil saat bersantap.

“Saya memiliki banyak pelatih bagus. Namun, saya pikir satu yang telah mengubah hidup saya sebagai pesepak bola dan seorang pribadi adalah Pioli,” kata bek kiri Milan, Theo Hernandez, yang pernah diasuh pelatih top macam Diego Simeone dan Zinedine Zidane.

Komparasi dengan Guardiola

Aksi sprint saat Derbi Milan membuat Pioli dikomparasikan dengan Mourinho. Namun, musim ini Pioli juga pernah disebut mirip dengan Pep Guardiola, ahli taktik Man City pemilik dua titel Liga Champions 2009 dan 2011.

Sekilas, secara perawakan, Pioli memang tampak identik dengan Guardiola yang sama-sama berkepala plontos.

Baca juga: Cetak Brace dalam Derbi Milan, Giroud Teruskan Estafet Inzaghi dan Ukir Sejarah

Walau begitu, kemiripan disebut bukan cuma urusan penampilan luar, tapi juga isi kepala.

Pandit Sky Sport Italia, Daniele “Lele” Adani pernah menyebut AC Milan asuhan Pioli bermain seperti Dewa.

Adani kagum dengan "positional play" AC Milan besutan Pioli yang mengingatkan dirinya kepada taktik Pep Guardiola.

Di bawah arahan Pioli, pergerakan Milan tak selalu terpaku pada skema dasar 4-2-3-1. Posisi pemain di lapangan bergerak dinamis menyesuaikan kebutuhan.

Misal, Theo Hernandez yang berposisi sebagai bek sayap kiri sering melakukan "underlap" atau gerakan memotong ke arah dalam lapangan.

Franck Kessie yang mentas sebagai gelandang jangkar juga kerap turun ke bawah, sejajar dengan garis pertahanan.

“Ini bukanlah kejutan dari satu pertandingan, ini adalah kepastian. Ketika Milan menyerang, mereka sering bermain dengan skema 3-1-1-5, dengan Kessie berada di antara dua bek tengah,” kata Daniele Adani dilansir dari Calciomercato November silam.

Penyerang AC Milan Olivier Giroud (tengah) merayakan golnya dalam pertandingan melawan Inter Milan pada pekan ke-24 Liga Italia di Stadion Giuseppe Meazza, Minggu (6/2/2022) dini hari WIB. AFP/ISABELLA BONOTTO Penyerang AC Milan Olivier Giroud (tengah) merayakan golnya dalam pertandingan melawan Inter Milan pada pekan ke-24 Liga Italia di Stadion Giuseppe Meazza, Minggu (6/2/2022) dini hari WIB.

“Ini adalah sesuatu yang pertama kali saya lihat di Bayern Muenchen asuhan Guardiola, dengan bek sayap naik atau merapat ke tengah. (Rafael) Leao bermain sebagai gelandang serang, Calabria masuk lapangan sebagai mezzala (gelandang sentral terluar).”

Komentar Daniele Adani itu muncul tak lama setelah Milan besutan Pioli menang 2-1 atas AS Roma racikan Mourinho di Stadion Olimpico pada pekan ke-11 Liga Italia 2021-2022.

“Milan bermain seperti Dewa. Kemarin, mereka melakukannya melawan pelatih yang sebelumnya tak pernah kalah dalam 47 laga kandang,” tutur Adani.

Pioli merasa tersanjung kala dirinya dibandingkan dengan pelatih sekaliber Guardiola.

“Bagi saya Guardiola adalah pelatih terbaik di dunia, terutama soal bagaimana dirinya meningkatkan kualitas pemain di timnya.”

“Saya telah mencoba untuk mengambil contoh dari semua orang untuk menjadi lebih baik serta berkembang, dan itulah yang akan terus saya lakukan,” ujar Pioli.

Baca juga: Inter Vs Milan, Stefano Pioli Ungkap Kunci Comeback Rossoneri

Satu atribut Guardiola yang mesti dicontoh Pioli adalah kemampuan meraih trofi. Maklum, selama dua dekade meniti karier sebagai pelatih profesional, Pioli memang belum pernah merasakan nikmat juara.

Ketiadaan trofi juara itu yang membuat Pioli sering kena sindir sang ibunda.

“Ayah saya adalah yang lebih kalem, sementara ibu saya adalah yang sangat keras. Memang seharusnya begitu. Itulah cara Anda memicu yang terbaik dari seseorang,” ujar Pioli dalam sebuah interviu dengan The Guardian.

AC Milan asuhan Pioli kini hanya berselisih satu angka dari Inter Milan yang bertengger di puncak klasemen dengan raihan 53 poin. Kans juara Milan dan Pioli terus terbuka mengingat kompetisi Liga Italia 2021-2022 masih menyisakan 14 laga.

Pioli boleh saja berbunga-bunga kala timnya disebut bermain seperti Dewa dan dibandingkan dengan pasukan Pep Guardiola.

Namun, jika tak mau terus-terusan disindir sang ibunda, Pioli harus segera berlari mewujudkan mimpi meraih trofi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Respons Pemain Persib Usai Ikuti 'Kelas' VAR Liga 1

Respons Pemain Persib Usai Ikuti "Kelas" VAR Liga 1

Liga Indonesia
Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Liga Indonesia
Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Liga Italia
Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Timnas Indonesia
Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Timnas Indonesia
Inter Juara Serie A, 'Demonismo', dan Karya Master Transfer Marotta

Inter Juara Serie A, "Demonismo", dan Karya Master Transfer Marotta

Liga Italia
Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi 'Superpower' di Asia

Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi "Superpower" di Asia

Timnas Indonesia
Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut 'Rematch'

Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut "Rematch"

Liga Spanyol
STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Sports
Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Sports
Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Liga Inggris
Bernardo Tavares Minta PSSI Perbaiki Kinerja Wasit

Bernardo Tavares Minta PSSI Perbaiki Kinerja Wasit

Liga Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com