Menurutnya, para pemain lokal harus bisa bersaing dan menunjukkan performa terbaik agar tak kalah dari pemain-pemain keturunan.
"Di kita ini bibitnya ada jutaan dan ratusan. Kalau cuma empat pemain, masa terganggu dengan empat orang ini. Kecuali, mental sudah kalah duluan," kata Hasani Abdulgani dilansir dari BolaSport.com, Kamis (3/2/2022).
"Kan harus dibalik, kalau ada pesaing ya kita harus tetap fight. Jadi, saya pikir kita ambil sisi positifnya saja," ucapnya.
Ketimbang khawatir kalah bersaing, Hasani meminta agar para pemain okal bisa bangkit dan terus meningkatkan kualitasnya.
Baca juga: Program Naturalisasi Jadi Sasaran Kritik Haruna Soemitro, Ini Penjelasan PSSI
Hasani juga percaya bahwa persaingan dapat membuat para pemain lebih termotivasi.
"Kalau untuk pemain lokal ya harus bisa meningkatkan kualitas yang lebih tinggi. Kalau ada pesaing kan biasanya orng lebih termotivasi," tutur Hasani.
"Sama di manapun kami bekerja kalau ada pesaing kan kita pasti timbul motivasi," ucapnya.
Lebih lanjut, Hasani mengatakan untuk saat ini, mendatangkan empat pemain keturunan sudah cukup buat tim.
Hasani menilai tak akan bagus bagi regenerasi ke depan jika banyak mengandalkan pemain keturunan.
"Tapi, ya jangan terlalu banyak, kalau banyak juga tidak terlalu bagus. Kalau empat atau lima orang masih oke," katanya menambahkan.
Baca juga: Sama-sama Bela Timnas Indonesia, Apa Perbedaan Pemain Naturalisasi dan Keturunan?
"Apalagi, ini masih ada ikatan darah sama kita. Tapi, setiap apa pun itu pasti ada pro kontra," ujarnya.
Adapun baru-baru ini satu pemain keturunan juga telah memberi kode terkait ketertarikannya untuk memperkuat timnas Indonesia.
Dia adalah Cyrus Margono yang merupakan kiper tim B dari klub asal tim asal Yunani, Panathinaikos.
Bahkan, Cyrus Margono telah berkunjung ke Kedutaan Besar Indonesia di Yunani.
Kendati demikian, PSSI menyatakan bahwa Cyrus Margono tak masuk dalam daftar pemain keturunan yang diminta Shin Tae-yong. (Mochamad Hary Prasetya)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.