SEMINYAK, KOMPAS.com - Merebaknya kasus Covid-19 di Liga 1 memunculkan gagasan untuk mengumpulkan seluruh klub dalam satu tempat selama pelaksanaan sistem seri atau menerapkan sistem full bubble.
Gagasan tersebut dilakukan supaya PT LIB selaku operator bisa menekan angka pelanggaran penerapan protokol kesehatan yang menjadi biang lonjakan kasus Covid-19 di kompetisi.
Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno mengapresiasi gagasan tersebut. Akan tetapi, kata dia, secara realistis, hal tersebut sulit diterapkan di Liga 1 2021-2022.
Sudjarno mengungkapkan beberapa pertimbangan untuk menerapkan sistem full bubble, yakni durasi kompetisi yang terlalu panjang serta lokasi dan fasilitas pertandingan.
Baca juga: Covid-19 Menggila, PT LIB Belum Mau Pindahkan Liga 1 dari Bali
“Biasanya full bubble itu kan jangka pendek, durasinya pendek dan ini kan durasi panjang 9 bulan sampai Maret, kemudian dengan berbagai karakteristik,” ujar pria berusia 60 tahun itu.
“Kami sebenarnya sempat mengamati dari AFF Singapura, di mana itupun sebetulnya timnya beda hotel tapi stadionnya cuma satu."
"Nah, kita 18 klub kemudian stadionnya tiga kan tidak mungkin menggunakan tiga stadion seperti itu, kemudian 18 klub harus memakai satu stadion,” imbuhnya.
Sudjarno menambahkan, pertimbangan paling penting dalam penerapan sistem full bubble adalah jumlah peserta yang dirasa tidak memungkinkan.
Sudjarno mengatakan, sepak bola berbeda dengan bulutangkis atau cabor-cabor lain yang terdiri dari beberapa orang saja.
Pada satu tim sepak bola, paling tidak ada sekitar 50 orang dan terdiri dari pemain, pelatih, official, dan staff. Padahal, di Liga 1 2021-2022 ada 18 klub peserta.
Baca juga: Liga 1 Diserang Covid-19, Baru 19 Orang yang Sembuh
Oleh karena itu, sulit membayangkan bagaimana menerapkan skema sistem full bubble dengan peserta kurang lebih 900 orang.
“Nah ini juga pertimbangan untuk satu hotel misalnya, itu juga menjadi bagian pertimbangan apakah bisa atau tidak dilaksanakan, apalagi dia juga keluar dari hotel ke stadion berbeda,” tutur Direktur Operasional PT LIB itu soal wacana penerapan sistem full bubble di Liga 1.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.