Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Argumen Infantino Soal Piala Dunia Dua Tahun Sekali Disemprot Aktivis HAM

Kompas.com - 27/01/2022, 12:58 WIB
Firzie A. Idris

Penulis

KOMPAS.com - Komentar Presiden FIFA, Gianni Infantino, yang mengatakan kalau lebih banyak Piala Dunia bisa menyelamatkan imigran Afrika dari kematian di laut mengundang kritik dari banyak pihak.

Gianni Infantino mengutarakan hal tersebut dalam presentasinya kepada perkumpulan Council of Europe.

Presiden FIFA tersebut berbicara dalam rangka mempromosikan rencana badan tertinggi sepak bola dunia tersebut untuk mengadakan Piala Dunia setiap dua tahun.

Infantino berbicara di hadapan Council of Europe, suatu badan lintas negara yang berdedikasi untuk mendukung hak asasi manusia, pada Rabu (26/1/2022).

Infantino berargumen kalau negara-negada di luar Eropa perlu akses lebih banyak ke kompetisi sepak bola nasional untuk mencegah hal-hal tak diinginkan.

Baca juga: Link Live Streaming Timnas Indonesia pada Piala Asia Wanita dan FIFA Matchday

Menurutnya, penyelenggaraan Piala Dunia setiap dua tahun berkaitan dengan "masa depan sepak bola".

"Sepak bola adalah tetnang kesempatan, tentang harapan, tentang tim nasional," ujarnya sepeti dikutip dari AP.

"Kita tak bisa bilang ke sisa dunia, 'berikan uang Anda tetapi tonton kami di televisi'. Kami harus mengikutsertakan mereka."

"Kita harus menemukan cara mengikutsertakan seluruh dunia untuk memberi harapan kepada warga Afrika agar mereka tak perlu menyeberang Laut Mediterrania demi menemukan kehidupan lebih baik tetapi, lebih mungkin, malah menemui ajal di laut," tutur pria berkepala plontos tersebut.

Sontak, komentar Infantino tersebut mendapar respons keras dari beberapa pihak.

Baca juga: Resmi, Gianni Infantino Tetap Jadi Presiden FIFA hingga 2023

Salah satunya adalah chief executive Kick It Out, Tony Burnett yang mengutuk komentar tersebut melalui sebuah pernyataan resmi.

"FIFA adalah organisasi yang mengambil untung multi triliun dolar. Mereka punya dana investasi untuk menciptakan dan menginspirasi kesempatan bagi orang-orang kurang beruntung di dunia,"ujar ketua organisasi yang melawan diskriminasi dan rasisme di dunia sepak bola tersebut.

"Oleh karena itu, sangat tidak bisa diterima bahwa FIFA mengusulkan suatu turnamen dua tahunan, yang utamanya disiapkan untuk menambah profit bagi FIFA, dapat menjadi solusi bagi para migran yang merisikokan hidup mereka, terkadang dengan lari dari area perang, untuk mencari kehidupan lebih baik."

Burnett menambahkan bahwa masih ada solusi yang bisa jauh lebih diterima untuk menekel ketidaksetaraan ketimbang mengadakan Piala Dunia dua tahun sendiri.

"Wacana bahwa turnamen Piala Dunia bisa menghentikan orang-orang lari dari persekusi dan sering kali perang adalah sangat aneh dan menunjukkan kurangnya pengetahuan terhadap permasalahan yang ia bicarakan," tuturnya lagi.

Sementara, Andrew Stroehlein, direktur media di Human Rights Watch mengatakan hal serupa.

"Kolega-kolega saya di Human Rights Watch mewawancarai pengungsi di seluruh dunia hampir setiap hari. Mereka tak pernah sekali pun menyinggung soal kapan Piala Dunia diselenggarakan."

Perwakilan FIFA sendiri mengambil langkah ini karena mereka mendapat informasi pagelaran Piala Dunia setiap dua tahun akan meningkatkan pendapatan mereka hingga 3,3 miliar dolar.

UEFA dan CONMEBOL dikatakan tak setuju dengan proposal ini sementara CAF (Afrika) memberi dukungan mereka.

Infantino kemudian mengeluarkan pernyataan lanjutan di mana ia bilang komentarnya tersebut disalah artikan dan diambil di luar konteks.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Hasil Cagliari vs Juventus 2-2: Nyonya Tua Kebobolan Dua Gol dari Penalti

Liga Italia
MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

MU Umumkan Kedatangan Jason Wilcox, Kejar Standar Performa Tertinggi

Liga Inggris
Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Timnas U23 Jepang dan Arab Saudi Lolos ke Babak Knockout

Internasional
Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Klub Liga Belanda Vitesse Diganjar Pengurangan 18 Poin, Degradasi Pertama Setelah 35 Tahun

Liga Lain
Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Jadwal Semifinal Piala FA: Man City Vs Chelsea, Coventry Vs Man United

Sports
Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Persib Vs Persebaya, Munster Bicara Tantangan Finis di Posisi Terbaik

Liga Indonesia
Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Kata Pelatih Yordania Soal Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

LPDUK Kemenpora Ungkap Alasan Boyong Red Sparks ke Indonesia

Sports
Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Red Sparks Vs Indonesia All Star, Asa Lahirkan Penerus Megawati

Sports
Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Alasan Persik Layangkan Laporan ke Satgas Antimafia Bola

Liga Indonesia
Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Permintaan Maaf Mourinho yang Terkuak oleh Kisah Schweinsteiger

Liga Inggris
Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Jadwal Liga Spanyol, El Clasico Real Madrid Vs Barcelona

Liga Spanyol
Saat Legenda Timnas Indonesia 'Angkat Topi' untuk Ernando Ari...

Saat Legenda Timnas Indonesia "Angkat Topi" untuk Ernando Ari...

Timnas Indonesia
Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati 'Sang Dewi'

Klopp Pulang Tanpa Keajaiban, Liverpool Terbentur Hati "Sang Dewi"

Liga Lain
Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Piala Asia U23 2024, Syarat Timnas U23 Indonesia Lolos ke Perempat Final

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com