Beberapa aksinya yang memukau terjadi ketika Ibrahimovic mencetak brace alias dua gol dalam laga melawan Fiorentina yang berakhir dengan skor 3-3. Dia pun mencetak hat-trick saat Juventus menang 5-2 atas Lecce.
Baca juga: AC Milan Vs Juventus, Pioli Tak Takut Kutukan Lawan Allegri
Sayang, produktivitas Ibrahimovic menurun menjelang akhir kariernya bersama Si Nyonya Tua. Dia hanya mencetak satu gol dalam 11 laga terakhir di Serie A.
Terlepas dari kehebatannya yang terus meningkat, Ibrahimovic termasuk pemain yang emosional.
Buktinya, mantan pemain Malmo FF ini mendapatkan dua kartu merah, termasuk ketika baru bermain 18 menit dalam perempat final Coppa Italia melawan AS Roma. Itu terjadi pada Februari 2006 karena berkelahi dengan Olivier Dacourt.
Ibrahimovic pun membuat sebuah pengkhianatan ketika Calciopoli melanda Serie A yang melibatkan Juventus. Sebab, setelah meninggalkan Biancoeri, dia justru pindah ke rival berat klub zebra itu, Inter Milan.
Lebih menyakitkan lagi, Ibra jauh lebih produktif berseragam Nerazzurri, julukan Inter. Dia mencetak 66 gol dalam 117 pertandingan.
Fakta tersebut membuat Ibra semakin percaya diri dan mencoba peruntungannya di Barcelona. Di Camp Nou, performa Ibra menurun dan tak selalu menjadi pilihan utama di skuad Barca.
Keputusannya tersebut (pindah ke Barcelona pada musim panas 2009) keliru karena pada musim berikutnya, Inter berhasil meraih trebble alias tiga gelar (Serie A, Coppa Italia dan Liga Champions). Ini menjadi sejarah pertama Inter dalam 45 tahun.
Baca juga: AC Milan Vs Juventus, Allegri Masih Ogah Bicara Soal Scudetto
Hanya semusim berkostum Barcelona, Ibra memutuskan kembali ke Serie A dan bergabung dengan rival sekota Inter, AC Milan.
Nasibnya tak terlalu bagus karena Rossoneri, julukan AC Milan, mengalami krisis keuangan sehingga klub itu menjual sejumlah pemain bintangnya.
Ibra termasuk yang "dipaksa" pergi dan dia memilih klub kaya asal Perancis, Paris Saint-Germain (PSG). Pemain Milan yang kala itu bergabung dengan PSG adalah Ibra dan Thiago Silva.
Dari semua klub yang pernah dibela, Ibra mengakui Milan selalu mendapat tempat khusus di hatinya meski berat angkat kaki dari San Siro pada 2012.
Tak heran jika dia bersedia bergabung lagi ketika Milan memanggilnya kembali pada Januari 2020 karena tenaganya sangat dibutuhkan.
Kini, daya magis Ibra dibutuhkan Milan saat menjamu Juventus. Andai Ibra berhasil mencetak gol, dia bakal membuat rekor sebagai pemain tertua yang membobol gawang Juventus dalam laga Serie A.
Saat pertandingan Milan melawan Juventus, Ibra berusia 40 tahun 112 hari.
Rekor pencetak gol tertua ke gawang Juventus masih dipegang Silvio Piola. Dia melakukannya pada 1953 dalam usia 39 tahun 174 hari.
Milan saat ini dalam jalur memperebutkan gelar juara Serie A. Rossoneri menempati peringkat kedua klasemen sementara dengan koleksi 48 poin dari 22 laga, terpaut lima poin dari Inter yang berada di puncak.
Sementara itu, Juventus perlu perjuangan yang sangat keras jika ingin berpacu dengan duo Milan dalam perburuan Scudetto. Bianconeri berada di peringkat kelima dengan 41 poin atau tertinggal tujuh angka dari Milan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.