"Pada awalnya, orang-orang sempat meragukan Zahra, tetapi setelah beberapa pertandingan, pemikiran mereka menjadi, 'keren juga ada pesepak bola putri yang bisa berkompetisi'," katanya.
"Kemampuan Zahra mengolah bola tak kalah dengan rekan-rekan setimnya. Kami tak memberi keistimewaan apa-apa, dia sendiri yang membuktikan dengan kemampuanya," jelas Gatot.
Saat itu, Zahra Muzdalifah bahkan sudah menyadari bahwa dirinya membutuhkan kompetisi untuk mengasah kemampuan sebagai pesepak bola.
Sehingga, pemain yang kini berposisi sebagai striker tersebut tak ragu untuk mengikuti LKG saat itu.
"Dia gigih, punya ketekunan, dan mau bekerja keras," lanjut Gatot.
"Saya bisa liat dia tidak canggung main bola dengan laki-laki. Saya juga sempat berkomunikasi dengan dia, bicara langsung apa yang memotivasi dia," ucapnya.
"Dia menjawab, 'saya ingin berkompetisi, meningkatkan skill, untuk meningkatkan skill saya butuh kompetisi','' tuturnya menjelaskan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.