Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembinaan Sepak Bola Putri Buruk, Ini Kisah Zahra Muzdalifah Berkompetisi dengan Laki-Laki

Kompas.com - 22/01/2022, 22:15 WIB
Celvin Moniaga Sipahutar,
Firzie A. Idris

Tim Redaksi

"Zahra itu dulu main di Liga Kompas Gramedia (LKG) pada usia 14 tahun. Satu-satunya pemain putri di sebuah tim. Jadi, dia tidak ada teman bermain," ujar Anton Sanjoyo.

"Akhirnya dia main bersama laki-laki. Kami perbolehkan karena dia sangat berbakat," tuturnya.

Baca juga: Dua Sorotan Pelatih Timnas Putri Seusai Laga kontra Australia

"Orang-orang seperti Zahra itu sebetulnya banyak, tetapi tidak ada yang membina. Siapa yang mau melatih dia? Tidak ada klub," ucapnya.

"Saya dengar Arema dan beberapa tim lain punya kelompok putri, tetapi tidak ada kompetisinya," tandas Anton Sanjoyo.

Sementara itu, Gatot Widakdo selaku eks Direktur Liga Kompas Gramedia juga membenarkan bahwa Zahra Muzdalifah pernah mengikuti kompetisi ini pada 2015.

Saat itu, Zahra tergabung dengan SSB ASIOP dan diizinkan bermain karena regulasi Liga Kompas Gramedia tidak membedakan gender pemain dalam pembinaan sepak bola.

Zahra pada masa muda juga dikatakan memiliki komitmen kuat untuk berkompetisi.

Baca juga: Piala Asia Wanita: Kekalahan Terbesar Timnas Putri Indonesia, Sensasi Sam Kerr, hingga Penghormatan Australia

"Ketika ASIOP mendaftarkan pemain dan ada nama Zahra sebenarnya sempat dibahas di komite," ucap Gatot kepada Kompas.com.

"SSB-SSB lain mempertanyakan kenapa ada pemain perempuan?"

"Saya bilang tidak apa-apa karena, sesuai regulasi, kami tidak membedakan gender dalam pembinaan sepak bola. Sepanjang sang pemain mau, punya komitmen kuat, dan mau berkompetisi dengan laki-laki."

"Yang pasti, sebagai perawat kompetisi, kami menjaganya dari upaya-upaya pelecehan," lanjutnya.

"Semangat LKG adalah memberikan kesempatan pada pemain-pemain muda, baik lelaki atau perempuan."

Baca juga: Profil Timnas Putri Thailand: Skuad dan Prestasi di Piala Asia Wanita

"Posisi dia (Zahra) dulu gelandang karena ASIOP sudah memiliki banyak pemain depan," tuturnya lagi.

"Dia juga sudah berhasil mencetak gol di Liga KG. Gol pertamanya ke SSB Mutiara Cempaka, saat itu ASIOP menang 5-0," tutur eks Direktur Media PSSI tersebut.

"Meski dicetak dari titik penalti, gol terasa spesial karena dia banyak pendukung yang menonton di sisi lapangan," imbuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Babak Akhir Ten Hag di Man United, Disebut Tidak Ada Jalan Kembali

Liga Inggris
Respons Pemain Persib Usai Ikuti 'Kelas' VAR Liga 1

Respons Pemain Persib Usai Ikuti "Kelas" VAR Liga 1

Liga Indonesia
Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Format Baru Liga 1 Disebut Seru, Apresiasi Trofi untuk Borneo FC

Liga Indonesia
Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Persib Dapat Sosialisasi Penerapan VAR untuk Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Cara AC Milan Ganggu Pesta Scudetto Inter Milan di San Siro

Liga Italia
Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Indonesia Cetak Sejarah di Piala Asia U23, Kekuatan Poros Ernando-Rizky Ridho

Timnas Indonesia
Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Pelatih Timnas U23 Korea Terkejut dengan STY, Indonesia Lawan Sulit

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Indonesia Vs Korea Selatan: PSSI Upayakan Nathan Tjoe-A-On Kembali

Timnas Indonesia
Inter Juara Serie A, 'Demonismo', dan Karya Master Transfer Marotta

Inter Juara Serie A, "Demonismo", dan Karya Master Transfer Marotta

Liga Italia
Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi 'Superpower' di Asia

Pengamat Australia Soal Syarat Timnas Indonesia Jadi "Superpower" di Asia

Timnas Indonesia
Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut 'Rematch'

Kontroversi Gol Hantu di El Clasico, Barcelona Siap Tuntut "Rematch"

Liga Spanyol
STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

STY Paham Korea Selatan, Disebut Senjata Tertajam Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Atlet Sepeda Indonesia Bernard van Aert Lolos Olimpiade Paris 2024

Sports
Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Olahraga Golf, Royale Krakatau Renovasi Area Driving Range

Sports
Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Alasan Mourinho Pergi dari Man United dengan Sedih, Singgung Ten Hag

Liga Inggris
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com