KOMPAS.com - Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri, merupakan mimpi buruk bagi peracik taktik AC Milan, Stefano Pioli. Duel AC Milan vs Juventus akan digelar di atas rumput “stres” San Siro.
Stadion San Siro akan menjadi panggung bagi duel klasik AC Milan vs Juventus pada pekan ke-23 Liga Italia 2021-2022, Senin (24/1/2022) dini hari WIB.
AC Milan bertekad kembali ke jalur tripoin usai pada pekan sebelumnya takluk 1-2 dari Spezia.
Dalam upaya meraih kemenangan atas Juventus, langkah AC Milan, sedikit diperberat oleh rapor jelek sang pelatih Stefano Pioli saat bersua Massimiliano Allegri.
Sepanjang karier melatih, Pioli belum pernah membawa tim asuhannya menang melawan pasukan besutan Allegri.
Melansir Tuttomercatoweb, Pioli sudah 18 kali beradu taktik dengan Massimiliano Allegri yang kini menukangi Juventus.
Baca juga: Ulah Suporter Bikin Atalanta Didenda Rp 162 Juta dan AC Milan Rp 48 Juta
Hasil terbaik bagi Pioli saat bertemu Allegri hanyalah empat hasil seri yang muncul sebanyak empat kali, termasuk skor 1-1 yang menjadi ujung duel Juventus vs AC Milan pada paruh pertama Liga Italia 2021-2022.
Selebihnya, Pioli harus melihat Allegri membungkus 14 kemenangan.
“Saya pikir laga kontra Juventus adalah sebuah duel yang tak memerlukan motivasi ekstra. Sebuah laga yang bisa memberikan Anda dorongan besar,” ujar bek sayap kanan AC Milan, Alessandro Florenzi, kepada Milan TV.
Pioli wajib memastikan anak asuhnya menampilkan versi terbaik AC Milan melalui permainan menyerang yang disokong dengan pergerakan cepat dan kepiawaian memenangi duel satu lawan satu.
Namun, pijakan pemain-pemain cepat Milan semodel Rafael Leao atau Theo Hernandez bisa jadi tak terlalu maksimal lantaran rumput “stres” San Siro.
Ya, dalam beberapa waktu belakangan, permukaan lapangan Stadion San Siro memang tak terlihat menawan.
Ada beberapa bagian lapangan yang terlihat lebih gundul. Bahkan, permukaan tak sempurna Stadion San Siro sempat dituding sebagai salah satu faktor penyebab cedera bek AC Milan, Fikayo Tomori, yang belum lama ini menjalani operasi lutut.
Baca juga: Diwarnai Kontroversi Wasit, Laga AC Milan Vs Spezia Bisa Diulang?
Menurut pakar perawatan rumput Serie A, Giavanni Castelli, rumput San Siro “stres” karena terlalu sering dipakai menggelar laga.
“San Siro punya semua yang Anda butuhkan, semua sistem modern. Namun, Anda bermain terlalu sering dan ini adalah harga yang harus dibayar,” kata Giovanni Castelli dalam interviu di La Gazzetta dello Sport.
Padatnya jadwal menjadikan rumput San Siro yang memakai teknologi hybrid, kombinasi alami dan buatan, tak bisa tumbuh sempurna.
“Biasanya lapangan hybrid baik-baik saja sepanjang musim, namun dengan kerja berlebihan ini, lapangan hybrid mana pun akan bermasalah,” ujar Giovanni Castelli.
Penyelenggaraan semifinal dan final UEFA Nations League pada Oktober silam dituding sebagai pangkal masalah rumput San Siro.
“Dosa sesungguhnya adalah Nations League yang mencegah kami menggunakan jeda pada Oktober untuk ikut memberikan penanganan,” tutur Giovanni Castelli lagi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.