Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riuh Pernyataan Haruna Soemitro: Kritik untuk STY, Niat Sampaikan Aspirasi Disusul Klarifikasi

Kompas.com - 18/01/2022, 04:30 WIB
Benediktus Agya Pradipta,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

Haruna Soemitro membenarkan penjelasan Mochamad Iriawan.

Baca juga: Klarifikasi Haruna Soemitro soal Deadlock Evaluasi dengan Shin Tae-yong

Namun faktanya di lapangan, menurut Haruna Soemitro, masih banyak persoalan evaluasi yang belum dibahas. Oleh karena itu, dia merasa pertemuan ini tidak tuntas dan bisa dianggap deadlock lantaran tidak ada solusi yang mengemuka.

“Itu hanya istilah saja, fakta di lapangan memang waktunya tidak cukup dan faktanya masih banyak masalah yang harus digali tapi waktunya tidak cukup, ya sudah,” ungkap Haruna Soemitro.

“Kalau itu dikatakan tidak deadlock dan ada sesi lain yang harus kita buka, ya tidak apa-apa silakan saja,” imbuhnya.

Baginya, tidak masalah istilah yang digunakan, tetapi yang terpenting tidak melupakan fakta bahwa evaluasi tersebut belum tuntas.

“Ya itu mau diistilahkan apa, diskusi dihentikan, mengambang atau apa. Cuma kalau saya tetap bilang itu deadlock,” tutur mantan Ketua Asprov PSSI Jawa Timur tersebut.

Baca juga: Tegas dan Disiplin, 2 Hal yang Dikagumi Ricky Kambuaya dari Shin Tae-yong

Penjelasan PSSI soal Riuh Pernyataan Haruna Soemitro

Terkait keriuhan yang terjadi, PSSI melalui Sekjen Yunus Nusi mengatakan bahwa kritik menjadi hal yang wajar dalam sebuah diskusi dan evaluasi.

Ketua Umum Mochamad Iriawan pun memaklumi lahirnya berbagai pendapat dalam sebuah diskusi di internal PSSI.

"Ketua umum memahami dan memaklumi pendapat dalam sebuah diskusi di internal PSSI tentang timnas Indonesia, baik itu diskusi menyangkut hasil Piala AFF 2020, naturalisasi, jadwal timnas," ujar Yunus Nusi. 

"Bahkan, apakah penting PSSI akan mengambil posisi sebagai tuan rumah dalam event 2022, baik itu Piala AFF maupun kualifikasi Piala Asia pada Juni 2022," ucapnya lagi.

Baca juga: Rencana Naturalisasi Indonesia Dibicarakan Negeri Jiran, Garuda Disebut Bisa Terbang Tinggi di Kualifikasi Piala Asia

Kendati demikian, PSSI melalui Yunus Nusi menegaskan bahwa dalam rapat internal, semua langkah diambil berdasarkan keputusan kolektif.

Dalam rapat yang memuat kritik dari Haruna Soemitro, PSSI pun mencapai kesepakatan kolektif untuk tetap mempertahankan kontrak Shin Tae-yong yang diketahui berlaku hingga 2023. 

"Namun demikian, dalam diskusi dan rapat di internal PSSI, semua tetap menghargai sebuah keputusan yang bersifat kolektif kolegial," kata Yunus Nusi.

"Keputusan kolektif kolegial PSSI itu antara lain tetap memberikan kepercayaan kepada Shin Tae-yong hingga 2023 sesuai kontrak. Bahkan, tidak menutup kemungkinan untuk memperpanjang kontrak jika performa timnas terus meningkat," tutur Yunus Nusi menjelaskan.

Baca juga: Sama-sama Bela Timnas Indonesia, Apa Perbedaan Pemain Naturalisasi dan Keturunan?

Lalu, terkait program naturalisasi, Yunus Nusi telah menegaskan bahwa ada perbedaan antara rencana pemanggilan pemain keturunan dengan maksud yang disampaikan Haruna Soemitro dalam kritiknya.

"Program naturalisasi ini berbeda dengan di zaman Christian Gonzales, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Beto Gonzalves dll," kata Yunus Nusi.

"Sekarang adalah murni yang memiliki darah Indonesia. Program naturalisasi juga keinginan dari STY (Shin Tae-yong)," tutur Yunus Nusi menjelaskan.

PSSI turut menjelaskan bahwa pemanggilan pemain keturunan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan Shin Tae-yong yang melihat adanya kekosongan atau kelemahan di beberapa posisi bermain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com