Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Weshley Hutagalung
Konsultan konten dan media

Mantan Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA dan BolaSport, menjadi jurnalis sejak 1996. GM Content Kaskusnetworks (2019-2021), kini aktif menjadi pembicara serta konsultan konten dan media.

Piala AFF U23 dan Kursi Pengadilan Shin Tae-yong

Kompas.com - 11/01/2022, 06:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

PADA 14 hingga 26 Februari 2022, kompetisi batasan usia bernama AFF U22 Youth Championship atau lebih kita kenal sebagai Piala AFF U23 digelar di Kamboja. Status Indonesia adalah juara bertahan yang menjadikan pelatih Shin Tae-yong sebagai sorotan.

Setelah Piala AFF 2020 digelar di Singapura akhir 2021 hingga awal 2022, panggung sepak bola Asia Tenggara kembali bergeliat.

Seperti biasa, publik sepak bola di Tanah Air bereaksi menyambut aksi pemain muda Indonesia yang telah memicu perhatian di level senior ketika membela Piala AFF 2020.

Bila dengan mengandalkan banyak pemain muda berusia di bawah 25 tahun penampilan Indonesia menyita perhatian dan mencapai final, tidakkah pelatih Shin Tae-yong pantas membawa Garuda U23 mempertahankan gelar juara?

Diskusi dan bincang-bincang tentang ajang Piala AFF U23 mulai memanas di Tanah Air.

Baca juga: Alasan Shin Tae-yong Enggan Bikin Timnas Indonesia Penuh Pemain Keturunan

 

Maklum, ketika tim nasional berstatus senior tidak memberikan gelar juara, Garuda Muda jadi tumpuan pecinta sepak bola di Tanah Air melepaskan kekecewaan.

Setelah gelar juara Piala AFF U19 2013 berhasil dipersembahkan tim asuhan Indra Sjafri, pelatih yang sama kembali memberikan gelar untuk AFF U23 di edisi kedua kejuaraan pada 2019.

Level U16 di kawasan Asia Tenggara pun disabet tim asuhan Fakhri Husaini pada 2018 dengan mengalahkan Thailand lewat adu penalti.

Untuk pertama kali sejak kejuaraan digelar 2002, Indonesia menjuarai Piala AFF U16.

Dahaga menanti gelar juara tim senior seolah diwakili oleh tim muda. Pantaskah kita menuntut gelar juara kepada pesepak bola muda yang sesungguhnya dalam pembentukan menjadi pemain tim nasional senior?

Pertanyaan kemudian, setelah gagal di final Piala AFF 2020, apakah target pelatih Shin Tae-yong adalah kewajiban untuk mempertahankan gelar juara Piala AFF U-23?

Mari kita bertanya, benarkah kejuaraan yang akan digelar untuk ketiga kali pada 14-26 Februari 2022 di Kamboja menjadi tolak ukur kinerja Shin Tae-yong di Tanah Air?

Baca juga: Shin Tae-yong dan Budaya Santai Timnas Indonesia

 

Bukankah awal kerja sama PSSI dengan Shin Tae-yong lebih kepada peran pria Korea Selatan itu sebagai manajer untuk pelatih semua tingkatan tim?

Sangat tidak masuk akal bila pelatih kelas Piala Dunia seperti Shin Tae-yong hanya punya incaran gelar juara di kawasan Asia Tenggara, apalagi level tingkatan usia.

Para pemain Timnas Indonesia menyapa suporter yang telah mendukung sepanjang laga, usai pertandingan leg kedua final Piala AFF 2020 antara Indonesia vs Thailand di National Stadium, Singapura, Sabtu (1/1/2022) malam WIB. Thailand sukses keluar sebagai juara Piala AFF 2020 setelah pada laga final leg kedua melawan Indonesia berakhir imbang 2-2 dan menang dengan keunggulan agregat 6-2.ROSLAN RAHMAN Para pemain Timnas Indonesia menyapa suporter yang telah mendukung sepanjang laga, usai pertandingan leg kedua final Piala AFF 2020 antara Indonesia vs Thailand di National Stadium, Singapura, Sabtu (1/1/2022) malam WIB. Thailand sukses keluar sebagai juara Piala AFF 2020 setelah pada laga final leg kedua melawan Indonesia berakhir imbang 2-2 dan menang dengan keunggulan agregat 6-2.

 

Tidak adakah arti keberhasilan coach Shin ketika membawa Korsel menundukkan Jerman 2-0 di Piala Dunia 2018 dalam level tingkat kepuasan kita di Tanah Air?

Coach Shin tidak boleh hanya fokus menangani tim nasional untuk pertandingan, melainkan mempersiapkan program dan pelatih-pelatih nasional yang menjaga, mengawal, serta menjalankan program tersebut.

Program jangka panjang.

Tidak boleh ada peluang ambisi memetik sebelum menjalankan proses menanam dan menjaga bibit potensial. Setuju?

Ketika tim nasional senior tak kunjung memberikan gelar juara di level Asia Tenggara, tak pernah juara di Piala Tiger/AFF dan terakhir kali meraih medali emas SEA Games 31 tahun lalu (SEAG 1991), pelampiasan kita adalah kejuaraan tingkat usia?

Kemudian, adakah terlintas menyamakan pencapaian tingkat usia di Asia Tenggara itu dengan level timnas senior demi memuaskan dahaga gelar juara?

Ada bisik-bisik di sebelah mengatakan begini, "Kalau hanya untuk juara Piala AFF U23, gak usah memakai Shin Tae-yong. Pelatih lokal terbukti bisa membawa tim kita juara mengalahkan Thailand."

Baca juga: Jadwal Timnas Indonesia: Dua Kali Lawan Bangladesh Saat Liga 1 Libur

Pendapat yang tidak bisa disalahkan. Indra Sjafri membawa Indonesia U23 menekuk Thailand yang dilatih Alexandreda Da Gama Lima (Brasil) di final dengan skor 2-1.

Sempat tertinggal 0-1 oleh gol Saringkan di menit ke-57, Indonesia menyamakan kedudukan lewat Sani Rizki dua menit kemudian. Lalu, gol Osvaldo Ardiles Haay membawa Indonesia unggul 2-1 dan bertahan hingga akhir laga.

Osvaldo Haay mencoba melewati penjagaan lawan pada pertandingan Timnas U-23 Indonesia vs Thailand di Stadion My Dinh dalam babak kualifikasi Piala Asia U-23 2020, 22 Maret 2019. VNEXPRESS/BINH LAM Osvaldo Haay mencoba melewati penjagaan lawan pada pertandingan Timnas U-23 Indonesia vs Thailand di Stadion My Dinh dalam babak kualifikasi Piala Asia U-23 2020, 22 Maret 2019.

Dari tim Indra Sjafri di 2019 itu, Shin Tae-yong masih memanggil Asnawi Mangkualam Bahar (22 tahun), Witan Sulaeman (20), hingga Rachmat Irianto (22) yang tampil apik di Piala AFF 2020.

Apakah kita tidak memilih menunggu kelahiran bintang-bintang muda baru era Shin Tae-yong seperti halnya 3 pemain di atas era Indra Sjafri?

Adalah wajar publik sepak bola nasional menunggu polesan Shin Tae-yong terhadap pemain muda seperti Ronaldo Kwateh atau Marselino Ferdinan.

Artinya, kelahiran pesepak bola muda dengan kualitas bermain mumpuni dipersiapkan untuk menjadi pilar tim senior menemani Asnawi dkk.

Pemain muda Persebaya Surabaya Marselino Ferdinan selebrasi seusai menjebol gawang Barito Putera saat pertandingan pekan 15 Liga 1 2021-2022 yang berakhir dengan skor 2-0 di Stadion Manahan Solo, Sabtu (4/11/2021) malam.KOMPAS.com/Suci Rahayu Pemain muda Persebaya Surabaya Marselino Ferdinan selebrasi seusai menjebol gawang Barito Putera saat pertandingan pekan 15 Liga 1 2021-2022 yang berakhir dengan skor 2-0 di Stadion Manahan Solo, Sabtu (4/11/2021) malam.

Target demi target Shin Tae-yong yang diperbincangkan di komunitas sepak bola tentu termasuk gelar juara Piala AFF 2020, medali emas SEA Games tahun ini yang digelar di Vietnam, Piala AFF 2022, hingga kesuksesan Indonesia sebagai tuan rumah tampil di Piala Dunia U-20 tahun 2021 yang digeser ke 2023.

Sesungguhnya, apakah target kerja dari PSSI kepada Shin Tae-yong dan tim pelatih nasional saat ini?

Kontrak Shin Tae-yong dikabarkan hingga Desember 2023 walau evaluasi terhadap hasil kerjanya tetap dilakukan per turnamen.

Alangkah bahaya bila evaluasi itu termasuk target keharusan juara di Piala AFF U-23 tahun ini. Bagaimana bila event di Kamboja 14-26 Februari 2022 itu bukan menjadi puncak penampilan yang dipersiapkan Shin Tae-yong dan tim pelatih?

Jangan sampai gagal juara Piala AFF U23 berarti evaluasi yang berujung pemecatan... gawat!

Baca juga: Profil Shalika Aurelia, Pemain Timnas Indonesia Putri Pertama yang Berkarier di Eropa

Rasanya, sungguh sia-sia bila kehadiran Shin Tae-yong dan tim pelatih hanya ditargetkan untuk menjadi juara di kawasan Asia Tenggara.

Ya, memang betul kita belum pernah juara Piala AFF. Ya, memang betul kita tak pernah lagi meraih medali emas sepak bola SEA Games sejak 1991.

Tetapi, dengan potensi besar yang dimiliki bangsa ini dalam sepak bola, tidakkah kita bermimpi untuk berbicara di kejuaraan lebih besar, seperti kembali lolos dan tampil baik di Piala Asia... bahkan meraih tiket ke Piala Dunia?

Peran Shin Tae-yong hendaknya dimaksimalkan sebagai bagian program menanam fondasi sepak bola yang kokoh guna berprestasi di level Asia dan dunia.

Kalau ingin menjadi juara di Piala AFF, biarlah itu bagian proses pembentukan dalam program yang lebih tinggi, bukan target utama Shin Tae-yong di Indonesia, apalagi hanya Piala AFF U23.

Sungguh celaka bila kita mengukur kinerja Shin Tae-yong lewat raihan gelar kejuaraan kelompok usia di kawasan Asia Tenggara alias Piala AFF U23.

Jangan sepelekan arti Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 pada pertengahan 2023. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sandro Tonali Didakwa 50 Kali Melanggar Aturan Judi FA dalam 3 Bulan

Sandro Tonali Didakwa 50 Kali Melanggar Aturan Judi FA dalam 3 Bulan

Liga Inggris
Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Tambah Amunisi Baru

Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Tambah Amunisi Baru

Timnas Indonesia
Shin Tae-yong Yakin Level Timnas Indonesia Akan Terus Berkembang

Shin Tae-yong Yakin Level Timnas Indonesia Akan Terus Berkembang

Timnas Indonesia
Hasil Persib Bandung Vs Bhayangkara FC 0-0, Bojan Hodak Frustrasi

Hasil Persib Bandung Vs Bhayangkara FC 0-0, Bojan Hodak Frustrasi

Liga Indonesia
Usai Dipecat, Phillipe Troussier Ungkap Akan Rindukan Vietnam

Usai Dipecat, Phillipe Troussier Ungkap Akan Rindukan Vietnam

Internasional
Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

Klasemen Liga 1: Persikabo 1973 Degradasi, Bhayangkara di Tepi Jurang

Liga Indonesia
Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

Persikabo Jadi Tim Liga 1 2023-2024 Pertama yang Degradasi

Liga Indonesia
Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Hasil Persib Vs Bhayangkara FC 0-0, Guardian Bertahan dari Gempuran Maung Bandung

Liga Indonesia
SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

SC Heerenven Beri Apresiasi untuk Thom Haye dan Nathan Tjoe-A-On

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Link Live Streaming Persib Bandung vs Bhayangkara, Kickoff 20.30 WIB

Liga Indonesia
Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Sakit Arema FC Dikalahkan Persebaya, Singo Edan Diminta Tak Putus Asa

Liga Indonesia
AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

AC Milan Siap Relakan Giroud Pergi, Satu Syarat Sacchi untuk Zirkzee

Liga Italia
Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Greg Nwokolo Akui Penjaga Gawang Persebaya Jadi Pembeda

Liga Indonesia
Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Xabi Alonso Tak Pernah Merengek, Tuchel Tak Bawa Bayern Naik Level

Bundesliga
5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

5 Jurus Sakti Xabi Alonso Lesatkan Leverkusen, Jauh Tinggalkan Bayern

Bundesliga
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com