Alangkah bahaya bila evaluasi itu termasuk target keharusan juara di Piala AFF U-23 tahun ini. Bagaimana bila event di Kamboja 14-26 Februari 2022 itu bukan menjadi puncak penampilan yang dipersiapkan Shin Tae-yong dan tim pelatih?
Jangan sampai gagal juara Piala AFF U23 berarti evaluasi yang berujung pemecatan... gawat!
Baca juga: Profil Shalika Aurelia, Pemain Timnas Indonesia Putri Pertama yang Berkarier di Eropa
Rasanya, sungguh sia-sia bila kehadiran Shin Tae-yong dan tim pelatih hanya ditargetkan untuk menjadi juara di kawasan Asia Tenggara.
Ya, memang betul kita belum pernah juara Piala AFF. Ya, memang betul kita tak pernah lagi meraih medali emas sepak bola SEA Games sejak 1991.
Tetapi, dengan potensi besar yang dimiliki bangsa ini dalam sepak bola, tidakkah kita bermimpi untuk berbicara di kejuaraan lebih besar, seperti kembali lolos dan tampil baik di Piala Asia... bahkan meraih tiket ke Piala Dunia?
Peran Shin Tae-yong hendaknya dimaksimalkan sebagai bagian program menanam fondasi sepak bola yang kokoh guna berprestasi di level Asia dan dunia.
Kalau ingin menjadi juara di Piala AFF, biarlah itu bagian proses pembentukan dalam program yang lebih tinggi, bukan target utama Shin Tae-yong di Indonesia, apalagi hanya Piala AFF U23.
Sungguh celaka bila kita mengukur kinerja Shin Tae-yong lewat raihan gelar kejuaraan kelompok usia di kawasan Asia Tenggara alias Piala AFF U23.
Jangan sepelekan arti Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 pada pertengahan 2023.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.