KOMPAS.com - Persib Bandung mengakhiri kiprah di putaran pertama Liga 1 2021-2022, sebagai runner-up paruh musim dalam tabel klasemen sementara.
Maung Bandung menempati posisi kedua dengan raihan 34 poin. Perolehan angka Persib Bandung hanya selisih tiga angka dari pemuncak klasemen Bhayangkara FC.
Pencapaian Persib Bandung selama paruh pertama Liga 1 2021-2022 tentu tidak bisa dikatakan buruk.
Selain bisa mengamankan posisi di papan atas, Maung Bandung pun masih menjaga asa dalam persaingan gelar juara di kompetisi musim ini.
Singkatnya, Persib masih berada dalam jalur benar untuk merealisasikan target juara di akhir musim nanti.
Baca juga: Sebab Menghilangnya Marc Klok dari Sesi Latihan Persib
Meski begitu, perjalanan Persib sepanjang paruh pertama Liga 1 2021-2022 tak bisa dikatakan mulus.
Kiprah mereka penuh dengan tekanan, khususnya dari para suporter. Bahkan, pada awal kompetisi, performa Persib sempat mendapatkan sorotan tajam dari para pendukung partisan mereka.
Penyebabnya adalah empat hasil imbang beruntun yang didapatkan Maung Bandung di seri pertama Liga 1 2021-2022.
Bobotoh bahkan sampai melakukan aksi massa menuntut perbaikan performa Maung Bandung.
Seruan agar manajemen Persib melakukan pergantian pelatih kepala pun sempat dikemukakan.
Akan tetapi, kekecewaan Bobotoh bisa diredam dengan performa apik yang ditunjukkan Persib di seri kedua.
Maung Bandung sukses melewati lima laga dengan sapu bersih kemenangan.
Performa Persib kembali mengalami turbulensi di seri ketiga, terakhir di putaran pertama.
Baca juga: Dua Pemain Baru Bergabung, Pelatih Persib Pede Tatap Persaingan di Putaran Kedua Liga 1
Dari enam laga, Maung Bandung mencatatkan tiga kemenangan dan tiga kekalahan.
Kritikan kembali dialamatkan Bobotoh kepada Persib, menyusul hasil buruk di seri ketiga.
Pelatih Persib, Robert Rene Alberts, menanggapi besarnya tekanan yang dirasakan tim selama mengarungi putaran pertama.
Menurutnya, itu adalah hal yang wajar.
Tekanan dan kritikan suporter adalah bagian dari sepak bola. Tentunya, Persib menjadikan hal tersebut sebagai motivasi untuk kembali bangkit dari keterpurukan.
"Tim selalu termotivasi dan tekanan merupakan bagian dari sepak bola. Tanpa tekanan, tidak akan ada sepak bola bagus dan harus ada tekanan di sana," kata Alberts kepada wartawan.
"Pemain terbaik selalu berkembang pesat ketika mereka bisa mengatasi tekanan dan itu selalu menjadi bagian dari mereka yang terbaik," imbuh dia.
Baca juga: Kaleidoskop Persib 2021 - Dua Kali Runner-up di Tahun Kerbau Logam
Alberts melanjutkan, tekanan terbesar datang dari dalam dari dalam diri masing-masing. Para pemainnya tentunya dituntut bisa mengatasi tekanan tersebut sebaik mungkin.
Artinya, ketika berada dalam fase terendah, Persib harus bisa berpikir dan bergerak cepat untuk kembali bangkit.
"Tekanan yang kami rasakan bukan dari luar tapi datang dari diri sendiri. Kami ingin menjadi yang terbaik dan bermain untuk menjadi juara, kami ingin menjadi yang nomor satu di Indonesia," tegas Alberts.
"Itu tekanan yang kami rasakan dari dalam diri. Sedangkan, tekanan dari luar itu normal, kami harus menghadapinya."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.