"Semua hal yang telah dilakukan Madam Pang untuk membuat segalanya lebih nyaman bagi tim, benar-benar memotivasi para pemain untuk menunjukkan potensi kami." ucapnya.
Baca juga: 3 Penyebab Indonesia Kalah Telak dari Thailand Menurut Shin Tae-yong
Keberadaan dan pekerjaan Nualphan Lamsam ini pun mendapatkan pujian dari pelatih Alexandre Polking.
"Nyonya Pang adalah wanita kuat. Hubungan dia dengan pemain sangat bagus," kata Polking.
"Dia sangat pandai membangun hubungan dengan klub lokal dan asing, yang dibutuhkan tim nasional."
"Dia berhasil memanggil pemain dari Leicester City, Consadole Sapporo, dan seterusnya, sehingga kami memiliki skuad yang bagus dan fantastis seperti sekarang."
Selain keterampilan membangun hubungan baik dengan klub maupun pemain, kemurahan hati Madam Pang juga menyebar luas.
Baca juga: Mano Polking: Satu Tangan Thailand Sudah Pegang Trofi AFF
Madam Pang sendiri merupakan miliarder yang terkenal di Thailand. Dia merupakan CEO Muang Thai Insurance.
Selain itu, Madam Pang juga orang pertama yang mendistribusikan brand Hermes di Thailand.
Pada ajang Piala AFF 2020, dia memberikan hadiah iPhone 13, jam tangan Rolex, designer bags kepada pemain dan staf pelatih timnas Thailand usai lolos dari fase grup.
Selain itu, wanita lulusan Boston University tersebut berjanji memberikan bonus senilai 26 juta bath atau Rp 11 miliar jika Thailand memenangi Piala AFF 2020.
Madam Pang memang sosok yang cinta dengan sepak bola. Dia pun telah terjun ke klub dengan menjadi pemilik tim Liga Thailand, Port Football FC.
Baca juga: Serba Pertama Indonesia Usai Dibungkam Thailand, Garuda Akhirnya Membumi
Sementara itu, dia mengatakan bahwa gelar Piala AFF 2020 akan sangat berharga bagi timnas Thailand.
"Tim berada di bawah banyak tekanan baru-baru ini (sejak 2019, hanya menang lima kali dari 20 laga sebelum Piala AFF)," tutur wanita berusia 55 tahun itu.
"Jadi, kemenangan di sini akan menyatukan rakyat Thailand selama masa sulit Covid-19 dan perbedaan politik."
"Kami ingin pergi ke Piala Dunia, tetapi itu akan sangat sulit karena setiap tim ingin sampai di sana."
"Setiap negara ASEAN harus mempelajari lebih banyak sistem dari mereka yang telah berhasil melakukannya seperti Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi dan Iran."
"Kami harus bekerja keras. Ini bukan hanya tentang uang, tetapi juga tentang disiplin, hati, jiwa, semangat dan niat," ungkapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.