Keberuntungan menjauhi Garuda pada babak adu penalti. Ternyata, Tabloid BOLA mengutarakan ketika itu pelatih Ivan Kolev tak memberi menu latihan khusus adu penalti.
Hal ini sama seperti ketika Garuda tak menjalani latihan adu penalti di bawah Henk Wullems pada final Sea Games 1997.
Ketika itu, Garuda juga kalah adu penalti lawan Thailand dengan skor 5-6.
Garuda akhirnya kalah di final Piala AFF dengan skor 2-4 setelah tendangan penalti yang diambil Bejo Sugiantoro mengenai mistar dan tembakan Firmansyah melebar ke kanan gawang.
"Latihan penalti hanya ada saat kami akan berhadapan dengan Malaysia (di semifinal)," tutur penyerang Garuda Budi Sudarsono.
"Menjelang laga melawan Thailand tak ada, saya tak tahu kenapa. Yang jelas, semua sudah yakin menang."
Penjelasan Budi dibantah Kolev, "saya tak percaya ada pemain berkata seperti itu."
Kolev justru berargumen para pemain tak berada dalam kondisi mental tepat menjelang adu penalti.
"Kami sudah menawarkan kepada pemain, tetapi mereka banyak yang tak siap. Saya maklum," ujarnya.
Tabloid Bola mencontohkan beberapa pemain yang tak siap mengambil tendangan adalah Gendut Dony, Zaenal Arif, dan I Putu Gede.
Alhasil, Kolev menujuk Bejo Sugiantoro dan Firmansyah yang tak disiapkan secara khsusu untk mengambil penalti sehingga mereka gagal menuntaskan tugas.
Baca juga: Jadwal Final Piala AFF 2020: 2 Leg Timnas Indonesia Vs Thailand
Pelatih timnas U21 Indonesia ketika itu, Bambang Nurdiansyah mengatakan para pemain menjadi grogi karena kehadiran 100.000 penonton di Stadion GBK.
"Dukungan penonton mestinya jadi motivasi, jangan malah jadi beban," tuturnya.
Kendati sempat dikritik atas kekalahan di partai pamungkas tersebut, pelatih Ivan Kolev tetap menjadi nakhoda Garuda hingga Piala Asia 2004 sebelum ia meninggalkan Indonesia untuk menukangi Myanmar di Piala AFF 2004.
Setidaknya, Piala Tiger 2002 tetap mendulang sisi positif karena di turnamen ini penyerang muda Indonesia bernama Bambang Pamungkas berhasil keluar sebagai top skor dengan torehan 8 gol.