Keduanya bermain di jantung pertahanan.
Tetapi, siapa pemain yang memikat perhatian publik sepak bola Indonesia hingga laga semifinal I melawan Singapura?
Pasti Anda juga menyebut Asnawi Mangkualam (22), Rachmat Irianto (22), Witan Sulaeman (20), Alfeandra Dewangga (20), hingga Pratama Arhan yang berusia 20 tahun pada 21 Desember kemarin.
Tentu nama-nama lain seperti Ricky Kambuaya (25), Irfan Jaya (25), hingga kapten Evan Dimas (26) memperlihatkan perubahan gaya bermain di era Shin Tae-yong.
Tidak mengecilkan peran pemain lain, namun ada catatan penting yang diperlihatkan Shin dalam 5 laga Piala AFF 2020, yakni wajah-wajah berbeda timnas Indonesia.
Hingga semifinal I versus Singapura, Shin telah menurunkan 25 pemain di Piala AFF dari 30 nama yang didaftarkan.
Jumlah ini tentu akan bertambah seiring kedatangan Egy Maulana Vikri (21) yang sudah boleh diturunkan di leg II semifinal pada 25 Desember 2021.
Sudah 18 pemain turun sebagai starter Indonesia dengan gaya bermain berbeda sejak awal.
Ketika pertahanan kita terlihat kurang rapi dan miskin komunikasi menghadapi Kamboja (4-2) dan Laos (5-1), semua itu berubah melawan Vietnam (0-0).
Organisasi pertahanan Indonesia memperlihatkan perubahan signifikan saat menahan gempuran Vietnam.
Sebuah strategi karena Indonesia memang mengincar poin dari Vietnam, cukup imbang... bukan memainkan strategi menyerang yang membahayakan pertahanan.
Kegagalan Elkan Baggott (19) mengawal lini pertahanan Garuda akibat aturan pemerintah Singapura terkait penumpang pesawat yang positif Covid-19 tidak mengganggu racikan strategi Shin.
Lalu, Shin memperlihatkan wajah berbeda dari timnas Indonesia ketika menghadapi Malaysia.
Harapan publik melihat Elkan Baggott bermain sejak awal menjadi sajian kejutan dari Shin.
Begitu pula dengan peran gelandang pengatur serangan sekaligus kapten Evan Dimas yang bermain sebagai pemain pengganti.
Baca juga: Ajaran Shin Tae-yong di Timnas Indonesia: Keras Bukan Kasar