Selain itu, beberapa momen suara suporter dalam rekaman juga dipecah dan dinventarisasi, seperti momen saat mencetak gol, gagal penalti, peluang emas dll.
Audio ini kemudian akan diputar disesuaikan dengan momen pertandingan sehingga interaksi tersebut menciptakan tiruan atmosfer pertandingan.
"Akhirnya jadi tingkat kesulitan tersendiri bagi Audio Man sebab harus bisa membaca momen ini mau shooting, gagal, atau gimana, sedangkan respons pada setiap kejadian itu harus bagus. Jadi, gol dan gagal itu kan beda file-nya," ujar pria berkacamata itu.
"Jadi, itu PR tambahan sih dari kami soal audio," katanya.
Uus Rusamsi mengungkapkan tim juga berusaha membuat inovasi-inovasi baru untuk menyajikan kualitas tayangan pertandingan yang menarik dan berkesan kepada penonton.
"Inovasi ada, sepanjang tidak keluar dari koridor tayangan sepakbola. Ya di mana pun pertandingan sepak bola di Eropa, Amerika, ya pasti cuma begitu-begitu saja," kata pria yang mulai menetap di divisi sport sejak 2001 itu.
"Namun, kan sepak bola itu kan unik, mungkin perlu inovasi tetapi harus tetap kembali pada pertandingan sendiri dan permainan tim. Jadi, sebagus apa pun kami mengemas inovasi, tetapi kalau pertandingannya membosankan juga gimana," ucapnya.
"Itu juga menjadi catatan, inovasi itu perlu, tetapi juga dengan keterbatasan yang kami punya," katanya.
Terlepas dari itu semua, Uus Rusamsi bersyukur seluruh siaran pertandingan berjalan dengan baik dan lancar. Memang dengan banyaknya kendala di sana-sini dia sempat memasang standar minimal di awal dengan terus berproses untuk menyuguhkan tayangan pertandingan yang terbaik.
"Dasar kami menayangkan itu bersyukur 100 persen berhasil tidak ada kegagalan fatal seperti sampai gagal siaran, itu tidak ada. Itu dulu yang kami target, kami harus berhasil menayangkan putaran pertama ini dengan lancar," ujar Uus.
"Walaupun ada beberapa catatan di awal, maklum sudah hampir dua tahun tak ada kegiatan sepak bola, jujur awal-awal kami gugup. Ada beberapa kesalahan, mungkin saat seri 1 kemarin banyak sekali kesalahan. Namun, dari situ kami terus terlatih," ujarnya.
"Akan tetapi, bagi saya pribadi kesalahan yang ada masih batas dimaklumi karena sudah dua tahun tidak berkecimpung di sepak bola," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.