Sampai akhirnya, pendukung Persebaya Surabaya kehabisan kesabaran dan akhirnya manajemen mengakhiri kerja sama dengan "sang pahlawan" pada pekan ke-13.
Baca juga: Profil Alie Sesay: Bek Didikan Leicester City, Kini Bela Persebaya
Setelah kepergiannya, asisten pelatih Bejo Sugiantoro naik menjadi caretaker. Namun, drama baru mulai muncul. Awalnya Persebaya Surabaya akan dilatih oleh mantan pelatih timnas Alfred Riedl, tetapi pelatih asal Austria tersebut batal mendarat ke Kota Pahlawan karena alasan kesehatan.
Sebagai penggantinya, asistennya, Wolfgang Pikal, naik untuk mengambil alih tugas Alfred Riedl.
Namun, Wolfgang Pikal hanya mampu bertahan tiga pekan sebelum akhirnya dipecat karena tidak sesuai harapan.
Di tengah itu, Aji Santoso kemudian hadir sebagai penyelamat. Bergabung pada pada pertengahan pekan ke-25, dia langsung membuat keajaiban dengan mengakhiri puasa kemenangan Persebaya Surabaya pada tujuh laga terakhir.
Singkat cerita, di bawah kepemimpinan Aji Santoso, performa Persebaya Surabaya perlahan menanjak. Sampai akhirnya berhasil mengantarkan sebagai runner-up Liga 1 2019.
Namun, sayangnya musim 2021-2022 seperti belum berpihak kepada Aji Santoso dan Persebaya Surabaya. Hingga saat ini tim kebanggaan Bonek itu kesulitan tampil konsisten dan berkutat di papan tengah.
Jika dilihat kembali kiprah Djadjang Nurdjaman dan Aji Santoso memiliki pola yang sama. Masuk pertengahan musim, berhasil mengantar tim naik, tetapi mengalami penurunan saat memasuki musim baru.
Dua Pelatih yang Sama-sama Tak Segan Menggunakan Pemain Muda
Satu kesamaan antara Aji Santoso dan Djadjang Nurdjaman adalah keduanya sangat menyukai pemain muda. Bahkan tak jarang kedua pelatih ini mengorbitkan pemain baru saat melatih di suatu klub baru.
Hal itu bisa dibuktikan dari komposisi tim Persebaya Surabaya dan Barito musim ini. Jika diperhatikan, keduanya merupakan tim dengan jumlah pemain muda terbanyak di Liga 1 2021-2022 ini.
Persebaya Surabaya memiliki total 15 pemain di bawah usia 23 tahun, tujuh di antaranya menjadi pemain reguler di tim utama. Lima pemain itu adalah kiper Andhika Ramadhani (22), Rizky Ridho (19), Bruno Moreira (22), Rachmat Irianto (22), Alwi Slamat (22), Marselino Ferdinan (17), dan Ernando Ari.
Selain itu, ada Hambali Tholib (21), Akbar Firmansyah (19), dan Supriadi (19) yang sering masuk menjadi pemecah kebuntuan.
Sementara itu, Barito Putera lebih banyak lagi, tak kurang dari 20 pemain mereka yang berusia U23. Enam di antaranya pemain promosi akademi berusia di bawah 20 tahun.
Lima pemain reguler di tim utama, yakni Lutfi Kamal (22), Bagas Kaffa (19), David Maulana (23), Rafi Syarahil (21), dan M Riyandi (21).