KOMPAS.com - PSSI selaku organisasi induk sepak bola Indonesia terbilang lalai terkait temuan dokter gadungan PSS Sleman.
Kasus dokter gadungan PSS Sleman kini ramai dibicarakan publik sepak bola nasional.
Dokter gadungan yang dimaksud bernama Elwizan Aminuddin.
Kasus tersebut terkuak setelah seorang kardiolog bernama Muhammad Iqbal Amin membongkar identitas Elwizan Aminuddin lewat akun Twitter pribadinya, @iqbalamin89.
Iqbal menunjukkan foto-foto yang memperlihatkan bahwa Elwizan Aminuddin tidak terdaftar di aplikasi Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), maupun Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PD Dikti).
Baca juga: Kronologi Dokter Gadungan PSS: Bikin Ijazah Palsu, Pernah di Timnas, Kini Terancam Dipenjara
Setelah cuitan Iqbal Amin ramai dibicarakan, PT Liga Indonesia Baru selaku operator kompetisi Liga 1 serta PSS Sleman langsung melakukan penyelidikan.
Hasilnya, PT LIB menemukan fakta bahwa Elwizan Amiduddin tidak memiliki ijazah kedokteran yang terdaftar.
Temuan serupa juga didapatkan manejemen PSS Sleman ketika menulusuri institusi terkait yang mengeluarkan ijazah, sertifikat kompetensi, Surat Keterangan Registrasi (STR), dan Surat Izin Praktek (SIP) Elwizan Aminuddin.
Institusi terkait yang dimaksud adalah Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.
Berdasarkan penulusuran manajemen PSS Sleman, ijazah kedokteran Elwizan Aminuddin memang tidak terdaftar alias palsu.
"Kami membawa berkas lengkap dari internal PT PSS berupa kontrak kerja dari yang bersangkutan," ujar Direktur Operasional PT PSS, Hempri Suyatna, soal kasus Elwizan Aminuddin dikutip dari situs resmi klub, Jumat (2/12/2021).
"Kemudian berkas verifikasi keabsahan ijazah No: 5752/UN11/WA.01.00/2021 dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh yang menyatakan ijazahnya palsu." ujar Hempri menambahkan.
Sebelum kasus ini ramai dibicarakan, manajemen PSS Sleman sudah menyatakan Elwizan Aminuddin mengundurkan diri dari tim secara lisan pada 1 Desember 2021.
Meski demikian, manajemen PSS Sleman tetap akan membawa kasus ijazah palsu Elwizan Aminuddin ke ranah hukum.
Adapun pihak PT LIB sudah melaporkan kasus izazah palsu Elwizan Aminuddin ke Komite Medis PSSI.
Kasus ini tentu sangat mengejutkan mengingat Elwizan Aminuddin sudah lama malang melintang di sepak bola nasional menggunakan ijazah palsunya.
Amin, sapaan akrab Elwizan Aminuddin, tercatat pernah bekerja sebagai dokter tim di beberapa klub Liga 1 seperti Bali United hingga yang terbaru, PSS Sleman.
Tidak hanya itu, Amin juga tercatat pernah menjabat sebagai dokter timnas Indonesia U16 dan U19.
Terkait fakta bahwa Amin pernah bekerja sebagai dokter timnas Indonesia, Yunus Nusi selaku Sekjen PSSI enggan berkomentar.
Baca juga: Fenomena Dokter Gadungan: Kiper Timnas Indonesia Nyaris Celaka, PSS Tempuh Jalur Hukum
Dalam keterangannya, Yunus Nusi juga menyebut ofisial tim dalam hal ini dokter adalah tanggung jawab setiap klub.
"Betul yang bersangkutan mengaku sebagai alumnus Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh," kata Yunus Nusi kepada Kompas.com pada Sabtu (4/12/2021) pagi WIB.
"Dia juga pernah menjadi dokter di beberapa klub seperti Persita Tangerang, Kalteng Putri, Bali United, dan PSS Sleman," ujar Yunus Nusi.
"Di PSS Sleman ini kemudian identitasnya terbongkar. Ternyata Elwizan Aminudin bukan dokter. Jadi, sebenarnya urusan ofisial tim itu bukan ranah PSSI," ucap Yunus nusi.
"Itu menjadi tanggung jawab klub. Memang benar yang bersangkutan pernah menjadi dokter timnas Indonesia pada 2018."
"Namun, itu tidak lama karena dia hanya sebagai dokter pengganti," tutur Yunus Nusi.
"Saya tidak berkompeten menjawab hal ini (Amin pernah menjadi dokter timnas). Sebab, 2018 bukan zaman kepengurusan saya," ucap Yunus Nusi menambahkan.
Pernyataan Yunus Nusi kali ini sangat menarik karena PSSI sebenarnya juga bertanggung jawab terhadap ofisial tim, dalam hal ini adalah dokter klub.
Baca juga: Manajemen PSS Sleman Resmi Laporkan Dokter Gadungan ke Polisi
Hal itu tercermin dalam Pasal 32 Regulasi Liga 1 2021-2022 tentang Dokumen Pendaftaran Ofisial.
Pasal 31 Regulasi Liga 1 2021-2022 ayat 2 poin D:VII secara garis besar berbunyi:
"Dokumen pendukung terhadap kualifikasi atau status kerja Dokter Tim adalah ijazah sesuai dengan kualifikasi kedokteran dan sertifikasi dari PSSI"
Itu artinya, PSSI juga bertanggung jawab terhadap kualifikasi dokter tim peserta Liga 1.
Sebab, sertifikasi PSSI juga termasuk salah satu dokumen yang harus dilampirkan sebuah tim kepada PT LIB ketika mendaftarkan dokter tim.
Terkait sertifikasi PSSI, Kompas.com sudah menanyakan kepada Yunus Nusi. Namun, hingga berita ini tayang, Kompas.com masih belum menerima jawaban.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.