KOMPAS.com - APPI (Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia) saat ini tengah berupaya agar seluruh pesepak bola di Tanah Air mendapatkan jaminan sosial yaitu BPJS.
Bekerja sama dengan pemerintah melalui Kemnaker (Kementerian Ketenagakerjaan), upaya APPI sudah mendapatkan sinyal bagus dari sejumlah klub.
Hal ini juga didukung oleh PT LIB dan PSSI sehingga perlindungan kesehatan dan kesejahteraan pemain lebih terjamin.
Bahkan, PT LIB merencanakan keanggotaan BPJS pemain sebagai syarat yang harus dipenuhi klub pada musim ke depan.
Namun, fokus APPI dan Kemnaker saat ini masih di lingkup di Liga 1 dan Liga 2.
Baca juga: Kolaborasi APPI dan Kemnaker, Pesepak Bola Sah Jadi Pekerja, Wajibkan Pemain Dapat BPJS
Adapun sebanyak 16 dari 18 klub Liga 1 sudah sepakat untuk mendaftarkan pemainnya ke BPJS Ketenagakerjaan.
Kemudian, beberapa klub di Liga 2 juga sudah mengikuti langkah tersebut.
Kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan akan membuat pemain mendapatkan jaminan kesehatan, jaminan kematian, dan jaminan kecelakaan kerja.
Akan tetapi, jaminan sosial masih belum menyentuh para pemain di klub Liga 3.
Hal ini dikarenakan para pemain Liga 3 bekerja tanpa kontrak profesional sehingga dinilai masih di level amatir.
Baca juga: Soal Keputusan Komdis, APPI: Lagi-lagi yang Kena Sanksi Hanya Pemain
Para pesepak bola sendiri dinyatakan sebagai profesional jika terikat kontrak dengan klub, sebagaimana regulasi FIFA.
Regulasi FIFA ini berbeda dengan Kemnaker yang menjadikan ukuran upah, perintah, dan pekerjaan untuk menyatakan seorang profesional atu pekerja.
"Kami pernah mempertanyakan hal ini (status profesional pemain) kepada perwakilan FIFA ketika launching NRDC," kata Legal APPI, Jannes Silitonga, dalam jumpa pers di kawasaan Blok M, Jakarta Selatan, yang juga dihadiri Kompas.com, Senin (22/11/2021).
"Atlet yang disebut amatir dan profesional itu perbedaannya adalah pada kontrak pemain."
Baca juga: Terjerat Dugaan Suap di Liga 3, Bambang Suryo dkk Resmi Dilaporkan Komdis PSSI Jatim ke Polisi
"Pada saat pemain tersebut membuat kontrak dengan klubnya, itu sudah disebut profesional."