Laporan langsung jurnalis Kompas.com Mochamad Sadheli dari Sirkuit Mandalika, Lombok.
KOMPAS.com - "Mendung tanpo udan, ketemu lan kelangan. Kabeh kui sing diarani perjalanan." (Mendung tanpa hujan, bertemu dan kehilangan. Semua itu yang dinamakan perjalanan).
Begitulah lirik lagu Mendung Tanpa Udan karya Kukuh prasetya Kudamai yang dipopulerkan oleh Ndarboy Genk.
Sudah enam tahun lamanya, Jonathan Rea terikat dengan status gelar juara dunia World Superbike (WSBK).
Pertemuan pertama Rea dengan gelar tersebut pada tahun 2015, ketika dia menapaki usia emasnya, yakni 28 tahun.
Baca juga: Motor WSBK, Suara Kencang tetapi Kok Enggak Bikin Sakit Telinga?
Memasuki usia kepala tiga, rider asal Britania Raya itu tetap tampil mendominasi beberapa tahun berikutnya.
Pada tahun 2018, Rea masih menjadi raja WSBK ketika sosok debutan datang. Debutan itu tak lain adalah Toprak Razgatlioglu.
Namun demikian, sang debutan pada WSBK 2018 tersebut mampu mengakhiri musim di posisi ke-9.
Musim berikutnya, Rea tetap menjadi raja. Sementara Toprak memperbaiki peringkatnya ke urutan kelima.
Pada tahun 2020, Toprak Razgatlioglu menjadi sosok penantang sang raja WSBK, Jonathan Rea. Namun, raja tetap finis di urutan pertama saat itu.
Baca juga: Sejarah Baru WSBK di Mandalika, Sirkuit Baru untuk Juara Baru!
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.