MALANG, KOMPAS.com - Sepak bola selalu lekat dengan persaingan, gengsi dan rivalitas. Masing-masing berkompetisi demi menjadi yang terbaik.
Dalam konteks kompetisi, keinginan untuk menjadi yang terbaik sangatlah baik.
Akan tetapi, terkadang semangat berkompetisi ini terbawa dalam kehidupan sehari-hari sehingga menciptakan persaingan membabi buta yang mengikis semangat nilai-nilai kehidupan sosial.
Bukti nyata terjadi di akar rumput, selalu ada suporter yang terbawa sengitnya persaingan di dalam lapangan hingga ke kehidupan sehari-hari.
Melihat atmosfer persaingan yang ketat, Arema FC pun membuat sebuah perubahan selama BRI Liga 1 2021-2022 berlangsung.
Selama 90 menit di lapangan, tim boleh tampil dengan karakter keras, garang dan tanpa kompromi.
Baca juga: Tren Meningkat di Liga 1, Arema FC Petik Hasil Evaluasi Berkala
Namun, di luar lapangan hijau, tim secara aktif menjunjung karakter khas orang Indonesia yang bergotong royong, sopan dan santun.
Kini, terbentuk tradisi baru yang dilakukan Arema FC sebelum dan sesudah pertandingan selama 11 pekan BRI Liga 1 2021-2022.
Sebelum pertandingan, para pemain akan berbaris membentuk sebuah lorong pemain yang memberikan tepuk tangan kepada para pemain dan juga wasit yang akan menjalankan tugas di dalam lapangan.
Hal ini mirip dengan guard of honour yang ada di Liga Inggris.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.