Selain sebagai bentuk dukungan kepada tim kebangaan, gerakan ini juga menjadi bentuk kritik moral yang dialamatkan kepada PT LIB.
Pihak operator kompetisi itu membuka wacana pengadaan kuota penonton dengan kebijakan penjualan tiket kontroversial.
“Hal ini juga menjadi suatu perlawan terhadap operator kompetisi, PT LIB yang ingin mengeruk keuntungan dengan meraup semua hasil penjualan tiket dengan dalih sebagai panitia penyelenggara,” jelas dia.
“Operator memang sedang merencanakan sejumlah pertandingan, termasuk pertandingan Persebaya yang boleh dihadiri langsung oleh pendukungnya di stadion. Mirisnya, harga tiket tidak murah, juga tidak mengalir ke kantong Persebaya,” ujarnya.
Terakhir Cak Tulus mengatakan bahwa gerakan ini bersifat sukarela dan tidak diperuntukkan untuk keuntungan tim karena masalah keuangan atau lainnya.
Namun murni karena panggilan nurani untuk mendukung tim kebangaan ditengah pandemi.
“Tetap dukung Persebaya dari rumah, sampai situasi benar-benar terkendali, sampai Persebaya benar-benar berlaga di kandang sendiri, dan uang tiket hanya ke Persebaya, bukan ke yang lain,” pungkasnya yang diakhiri jargon Salam Satu Nyali, Wani!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.