"Harusnya saya pulang ke Indonesia empat hari yang lalu. Namun, saya sekarang tertahan di imigrasi Malaysia," kata Saddil kepada Kompas.com, Selasa (2/11/2021).
"Ternyata ada masalah di imigrasi karena bea cukai belum dibayar," ujar Saddil menambahkan.
"Jadi, ini tagihan tahun 2019. Saat itu saya bermain di Pahang FA. Ini bukan masalah dengan klub saya sekarang (Sabah FA)," ucap Saddil Ramdani.
Dalam keterangannya, Saddil Ramdani berharap Pahang FA segera menyelesaikan kewajibannya agar dirinya bisa pulang kembali ke Indonesia.
Saddil Ramdani mengaku kecewa karena dirinya saat ini tersudut dan seperti harus membayar tagihan yang merupakan kewajiban Pahang FA.
"Mantan agen saya, Joe Estrada, menyatakan bahwa itu (tagihan bea cukai pemain asing) adalah tanggung jawab klub," kata Saddil.
"Namun, di kontrak saya seperti dipermainkan. Saya seperti menjadi pihak yang harus membayar tagihan itu," tutur Saddil.
"Kalau saya yang harus bayar, tentu sangat berat. Sebab, jumlah tagihannya tidak sedikit. Jadi, saya harap ada solusi. Mohon bantu saya pulang ke Indonesia," ujar Saddil menambahkan.
Baca juga: Saddil Ramdani: Bantu Saya Pulang ke Indonesia
Saddil Ramdani sampai saat ini masih berharap Pahang FA bisa segera menyelesaikan kewajibannya.
Dalam keterangannya, Saddil Ramdani mengaku masih menghormati Pahang FA meskipun dirinya merasa dipermainkan.
Saddil Ramdani juga mengucapkan terima kasih kepada legenda sepak bola Indonesia yang kini menjabat sebagai pelatih kepala Sabah FA, Kurniawan Dwi Yulianto.
Menurut Saddil, Kurniawan Dwi Yulianto sudah berusaha keras membantunya agar bisa pulang ke Indonesia.
"Coach Kurniawan terus membantu saya. Namun, jika tagihan bea cukai tidak dibayar, saya tidak bisa keluar dari Malaysia," kata Saddil.
"Jadi, saya berharap Pahang FA segera menyelesaikan kewajibannya," ujar Saddil.
"Saya datang dan keluar dari Pahang FA dalam keadaan baik. Saya juga tidak ingin punya masalah dengan Pahang FA," tutur Saddil.