KOMPAS.com - Komite Displin (Komdis) PSSI mengumumkan 10 kasus baru pada pergelaran Liga 1 musim 2021-2022.
Total 10 kasus baru itu diumumkan langsung oleh Ketua Komite Disiplin PSSI, Irjen Pol (Purn) Erwin Tobing, dalam sesi konferensi pers virtual, Kamis (28/10/2021).
Tambahan 10 kasus ini semakin memperbanyak daftar pelanggaran yang telah terjadi dalam kompetisi sepak bola tanah air musim 2021-2022.
Selain Liga 1, Erwin Tobing juga mengungkapkan adanya delapan kasus baru di Liga 2, terhitung dari Kamis pekan lalu hingga Kamis (28/10/2021).
Baca juga: Komdis PSSI Nyatakan PSIS Tidak Langgar Aturan pada Laga Kontra Persija
Apabila ditambah dengan 26 kasus pada laporan sebelumnya, total pelanggaran di Liga 1 dan Liga 2 kini mencapai 44 kasus.
"Sampai saat ini, ada 44 kasus yang sudah kami sidangkan. Minggu lalu 26 kasus, dan sekarang, mulai Kamis kemarin sampai Kamis ini, ada 18 kasus tambahan," kata Erwin Tobing.
"Liga 1, terhitung sejak minggu lalu, ada 10 kasus, sedangkan Liga 2 ada delapan kasus," ujar Erwin Tobing.
Setelah itu, Erwin Tobing mengungkapkan detail terkait beberapa kasus baru yang terjadi pada Liga 1 2021-2022.
Baca juga: Hasil Sidang Komdis PSSI, PSS dan PSM Paling Banyak Dapat Sanksi
Pertama, Erwin Tobing mengungkapkan adanya tamu VIP yang tidak tercantum dalam Daftar Susunan Pemain (DSP), tetapi masuk ke ruang ganti.
Erwin Tobing menyebut pelanggaran itu dilakukan oleh pihak Persija Jakarta.
Pada laporan sebelumnya, hal serupa juga terjadi di kubu Persib Bandung.
"Masih ada tamu yang tidak masuk ke dalam DSP, tapi masuk ke ruang ganti pemain. Itu kami tindak. Minggu lalu, dari Persib, sekarang dari Persija Jakarta," ucap Erwin Tobing.
Baca juga: Komdis PSSI Tidak Menoleransi Gaya Main Barbar Ala Zulham Zamrun dan Syaiful Indra Cahya
Selain itu, Erwin Tobing juga berbicara terkait insiden yang terjadi pada laga Bhayangkara FC vs Persib Bandung, 16 Oktober lalu.
Erwin Tobing memastikan tidak ada aksi meludah yang sebelumnya santer diberitakan seusai laga tersebut. Kedua tim yang sempat bersitegang pun disebut sudah berdamai.
Namun, Komdis PSSI tetap melihat adanya perilaku buruk tim di tengah insiden yang terjadi antara kubu Persib dan Bhayangkara FC.
Oleh karena itu, Komdis tetap menghukum dan memberi peringatan keras terhadap kedua tim.
“Kita harus belajar melatih diri agar bisa bersikap fair play. Jangan mengutamakan emosi, jangan mengutamakan kemarahan seperti contohnya di pertandingan Persib dan Bhayangkara FC,” kata Erwin Tobing.
Baca juga: Bhayangkara Vs Persib Bandung, Ribut di Akhir Pertandingan
“Itu contoh yang tidak baik dilakukan Sumardji (COO Bhayangkara). Begitu juga dengan pihak Persib."
"Memang dari Sumardji tidak meludah dan itu sudah diakui pihak Persib. Namun, tindakan di depan khalayak ramai itu tidak patut, ada cara lain yang lebih sopan," kata Erwin Tobing lagi.
"Bayangkan kalau itu terjadi saat ada penonton. Itu akan menyulut dan memprovokasi."
"Begitu juga pelatih Persib Bandung (Robert Rene Alberts) yang teriak-teriak ke pemain lawan. Boleh gembira tapi jangan mengejek pihak lawan."
"Itu bisa menimbulkan amarah, sakit hati, itu juga kami hukum, tapi mereka sudah damai, teguran keras kepada Persib Bandung dan Bhayangkara FC," tutur Erwin Tobing menegaskan.
Baca juga: Klarifikasi Keributan Bhayangkara Vs Persib di Bench Maung Bandung
Erwin Tobing mengatakan bahwa Komdis akan memberi sanksi tegas terhadap setiap kasus yang melanggar kode disiplin pada pergelaran Liga 1 dan Liga 2.
Hal itu perlu dilakukan untuk memberi edukasi bagi para pemain, ofisial, hingga perangkat pertandingan.
Harapannya, para pemain bisa memiliki integritas sebagai seorang profesional, tak hanya fokus pada kemampuan di dalam lapangan.
Sementara, ofisial dan perangkat pertandingan diharapkan bisa lebih bijak dalam mengontrol emosi.
"Kita akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U20, Indonesia dipercaya. Lalu, bagaimana kita mempersiapkan diri sebagai tuan rumah? Tentu tim kita perlu kuat secara keterampilan dan kesehatan," kata Erwin Tobing.
Baca juga: Liga 1 Banyak Kontroversi Tak Tertangani, Peran Komdis Dipertanyakan
"Namun, yang paling penting adalah mentalitas, jiwa sportivitas, dan integritas pemain di mata dunia," ujar Erwin Tobing.
"Kita akan mengarah ke situ sehingga nantinya pemain kita, sebagai tuan rumah, bisa menjunjung tinggi fair play."
"Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pemain, ofisial, penonton, atau siapa pun, kami akan berlakukan sanksi sesuai dengan kode disiplin Liga 1 dan Liga 2."
"Mari para pemain, ofisial, dan perangkat pertandingan, kita belajar dan melatih diri pada Liga 1 ini untuk lebih aware dengan peraturan, lebih hati-hati, lebih bersikap sportif, jangan mengutamakan emosi," tutur Erwin Tobing.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.