KOMPAS.com - Presiden APPI (Asosiasi Pesepak bola Profesional Indonesia) Firman Utina menyuarakan pendapatnya soal kasus-kasus protes suporter kepada beberapa klub besar Tanah Air terkait penampilan yang dirasa masih belum memadai di Seri 1 Liga 1 2021-2022.
Ada beberapa kejadian dalam pekan-pekan terakhir di mana beberapa suporter klub Liga 1 secara terbuka mewujudkan ketidak puasan akan performa klub-klub kesayangan mereka dalam pagelaran Seri 1 Liga 1 2021-2022 yang baru memainkan enam pertandingan.
Beberapa contoh protes suporter tersebut adalah saat pendukung Persib Bandung mendatangi Grha Persib di Jalan Sulajana dan menghadang bus tim seusai laga Persib vs PSM.
Sementara itu, suporter Persija dan Persebaya memberikan karangan bunga ke markas masing-masing tim seiring kekecewaan terhadap performa klub jagoan mereka.
Mengomentari kejadian-kejadian tersebut, Presiden APPI Firman Utina mengutarakan tekanan kepada para pemain pasti terjadi.
Baca juga: Ultimatum Bobotoh kepada Manajemen dan Tim Persib untuk Berbenah
Di satu sisi, ia mengatakan para suporter hanya dapat melihat pertandingan-pertandingan dari televisi sehingga tak dapat mengetahui secara pasti kondisi kebugaran para pemain di lapangan.
Firman juga mengatakan tim-tim peserta kompetisi baru kembali bermain setelah absensi selama satu setengah tahun terakhir sehingga wajar apabila belum bisa kembali ke permainan terbaik.
"Perubahan (performa) pasti ada karena ada hampir dua tahun vakum," tutur eks gelandang elegan Timnas Indonesia tersebut saat ditemui Kompas.com seusai acara penganugerahaan "Indonesia 11" di bilangan Kemang, Jakarta Selatan, pada Senin (4/10/2021).
"Pesepak bola butuh waktu untuk beradaptasi dengan situasi pertandingan."
"Apalagi, waktu persiapan sempit. Para pemain juga pasti ingin menghindari cedera setelah sekian lama absen dan banyak pemain muda yang tampil pasti gugup."
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.