KOMPAS.com - Krisis Juventus pada awal musim 2021-2022 disebut dipicu oleh kebiasaan pelatih Massimiliano Allegri mengutak-atik formasi.
Analisis tersebut dipaparkan oleh jurnalis Marco Conterio dalam artikel tulisannya di Tuttomercatoweb.
Juventus hanya meraup satu angka dalam tiga laga Serie A atau Liga Italia musim 2021-2022.
Usai bermain imbang 2-2 versus Udinese pada pekan pertama Serie A, Juve arahan Allegri kalah beruntun saat meladeni Empoli (0-1) dan Napoli (1-2).
“Banyak, terlalu banyak formasi berbeda,” tulis Marco Conterio.
“Dari kemenangan 3-1 atas Cesena ke kekalahan 1-2 dari Napoli, ada terlalu banyak versi dari sebuah tim yang sama. Tim yang hebat seharusnya punya kepastian lebih daripada keraguan.”
Allegri memang tampak belum menemukan formula paling tepat buat Juventus racikannya.
Baca juga: Malmo Vs Juventus, Laga Wajib Menang Si Nyonya Tua
Sejak laga uji coba pramusim lawan Cesena sampai partai pekan ketiga Liga Italia 2021-2022 melawan Napoli, Allegri sudah menjajal tiga jenis formasi, yakni 4-3-3, 4-4-2, dan 4-3-1-2.
Salah satu kelebihan Allegri selama ini adalah dia sangat jago menyesuaikan skema bermain dengan kebutuhan laga.
Pada periode pertamanya melatih Juventus pada 2014-2019, Allegri sangat sering beralih dari sistem empat bek ke tiga pemain bertahan. Transformasi itu bahkan bisa terjadi dalam satu laga yang sama.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.